Monday, October 28, 2013

Resume Bahasa Arab 1

ISTIFHAM DAN ADATNYA

A.  Pengertian Istifham
Secara Etimologi, kata al-istifhām (الإستفهام ) berakar kata dari bahasa Arab, yaitu kata fahima (فهم) yang artinya ia telah paham atau ia telah tahu, yang mendapat tambahan huruf alif (ا), sin (س), dan ta (ت), menjadi istifhāmun (إستفهام) yang memiliki arti minta untuk diberitahukan.
Sedangkan menurut terminologi, berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli:
§  Menurut Al-Jarim dan Amin (2005:273), pengertianal-istifhāmu (الإستفهام) ialah mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
§  Menurut pendapat Al-Hasyimi (1960:85):
الإستفهام هو طلب العلم بشئ لم يكن معلوما من قبل
“Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya”.
§  Dan menurut Dayyab, dkk. (2004 : 430):
الإستفهام هو طلب العلم بشئ
“Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu”.

Dari defenisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Istifham adalah “suatu ucapan yang dipergunakan untuk menanyakan sesuatu agar si penanya mengetahuinya”.
Adawatatau alat istifham itu terdiri dari sebelas kata, yaitual-hamzatu (الهمزة), hal(هل), ma (ما), man (من), mata (متى), kaifa (كيف), aina (أين), ayyana (أيّان), anna (أنىّ), kam (كم), dan ayyu (أيّ).
Sedangkan klasifikasi adawatistifham itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu huruf istifham dan isim istifham. (Hasyimi, 1960:85). Dananna (أنىّ) termasuk salah satu dari isimistifham. Untuk pengertian  isimistifham sendiri, Al-Gulayayni (2007:91) mengemukakan pendapatnya seperti berikut:
اسم الإستفهام هو اسم مبهم يستعلم به عن شيء
“Isimistifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau mencari kejelasan tentang sesuatu”.
Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu yang berakal, atau tidak, yang lalu maupun yang akan datang. Istifham itu ada yang khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal yang meragukan maupun hal yang pasti. (Nurkholis dkk, 2005:276)
Terkadang kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya  kepada makna lain yang dapat diketahui melalui susunan kalimat, sehingga fungsi istifham di sini bukan sebagai kata tanya lagi, hal ini terjadi karena siyāqu alkali (سياق الكلام) atau rasa bahasa pada kalimat yang dimasuki adawatistifham. (Al-jarim danAmin, 1999:218)
Oleh karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk diartikan sebagai kalimat tanya, melainkan dapat mengandung beberapa makna berikut, diantaranya yaitu menunjukkan makna “meniadakan”/annafyu (النّفي), “ingkar”/inkaru (الإنكار), “penegasan”/at-taqriru (التقرير), “celaan”/at-taubikhu (التوبيخ), “mengagungkan atau membesar-besarkan”/at-ta’zimu (التّعظيم), “menghinakan”/at-tahqiru (التحقير), dan lainsebagainya. (Dayyabdkk, 2004 : 437-439)
Salah satu contoh isimistifhamanna (أنىّ) yang keluar dari makna aslinya terdapat dalam surat al-Fajr ayat 23 berikut:



“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari ituingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. (Qs.Al-Fajr:23)
Istifham pada ayat di atas mempergunakan isimistifhamanna (أنىّ). Maknaayat di atas adalahannafyu (النّفي) atau meniadakan, menginkari, menyangkal, yang  artinya penyesalan pada saat itu tidak ada gunanya lagi. (Al-Mahalli dan As-Suyuthi, (Jilid IV) 2005:2721).

B.  Adat Istifham
Seperti yang telah disinggung diatasa, adawatistifham atau alat kata tanya yang biasa digunakan dapat berupa al-hamzah (أ), hal (هل), ma (ما ), man (من), mata (متى ), kaifa (كيف ), aina ( أين), ayyana (أيّان), anna (أنىّ), kam (كم), dan ayyun (أيّ).
Sedangkan untuk adat istifham beserta maknanya yang hakiki dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Al-hamzah (أ),
Adawatulistifham hamzah digunakan untuk yang berakal, contohnya:
اَطَلَعَةِالشَمْشِ؟ (Apakah matahari telah terbit?)
2.    Hal (هل)
Adawatistifham hal digunakan juga untuk makhluk yang berakal, contoh kalimatnya:   
هَلْ اَنْتَ زَيْدٌ؟ (Apakah Engkau Zaid?)

3.    Man (من)
Adawatistifhamman digunakan untuk menanyakan makhluk yang berakal. Contoh kalimat tanya:
مَنْ هذَالرَجُلُ؟ (Siapa laki-laki ini?)

4.    Maa (ما)
Adawatistifhammaa ini digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Contohnya kalimat tanya:
 مَالْاِسْرَاف؟ (Berlebihankah itu?)

5.    Mata (متى)
Adawatistifham mata ini digunakan untuk menanyakan keterangan waktu (zaman waktu), baik yang lalu maupun yang akan datang. Contohnya:
مَتَى يَعُوْدُ الْمُسَافِرُوْنَ؟ (Kapankah para musafir itu kembali?)

6.    Ayyaana (ايان),
Adawatistifhamayyana ini digunakan untuk menanyakan keterangan waktu yang akan datang secara khusus, tetapi merupakan masa yang mengejutkan dan dikategorikan bersejarah, bukan masa yang lain. Contohnya:
يسأل أيان يوم القيامة (Ia bertanya, kapankah hari kiamat itu terjadi?)

7.    Kaifa (كيف)
Adawatistifhamkaifa ini digunakan untuk menanyakan keterangan keadaan, menuntut menentukan suatu keadaan tertentu. Contoh:
كَيْفَ اَنْتَ؟ (bagaimana keadaan kamu?)

8.    Aina (أين)
Adawatistifhamaina ini diguankan untuk menayakan keterangan tempat.Contohnya:
 أَيْنَ الطَبِيْبَ؟ (Dimanakah dokter itu?)

9.    Anna ( انى)
Adawatistifhamannaini mempunyai tiga makna yang berbeda, yaitu:
1. Sama dengan makna kaifa. Contoh : annaayuhyiihadzihiallaahuba’damautihaa? (bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?)
2. Sama dengan makna min aina. Contoh: yaamaryamuannaa laki hadzaa? (hai Maryam dari mana kamu memperoleh ini?)
3. Sama dengan maknamataa. Contoh: zidannaasyi’ta? (tambahkan kapankah kamu suka?)

10.    Kam ( كم)
Adawatistifhamkamini digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah.Contohnya kalimat tanya:
كَمْ لَبِسْتُمْ؟ (berapa lama kalian tinggal?)

11.    Ayyu (أي)
Adawatistifhamayyu ini digunakan untuk menanyakan dan menghendaki perbedaan antara salah satu dua hal yang berserikat dalam satu urusan yang meliputinya. Contohnya:
اى الْفَرِقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا (manakah diantara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya?).
Istifhamayyu juga digunakan untuk menanyakan tentang masa, tempat, keadaan,bilangan, jumlah, makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai dengan lafadz yang disandarinya .

C.  Adat Istifham dan Maknanya yang Ghairu Hakiki
1. Amar (perintah ), contoh :




 “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).


2. Nahi (larangan ), contoh:

 “Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

3. Taswiyah (mempersamakan), contoh:
 “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.”

4. Nafi’(meniadakan), contoh:


 “Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”

5. Ingkar, contoh:


 “Apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah?, Apakah Allah tidak cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.”

6. Tasywiiq (untuk merindukan), contoh:


 “ Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?”

7. Isti’nas (untuk menyenangkan hati), contohnya:


“Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa?”

8. Taqrir (menetapkan), contoh:


 “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”

9. Tahwil ( mengejutkan atau mnakjubkan), contoh:


 “1. hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu?, 3. dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”

10. Istib’ad (menganggap jauh), contoh:


 “ Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, Padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan”


Dan masih banyak lagi adawatistifham yang digunakan namun tidak dengan makna hakikinya, terutama hal ini banyak ditemukan dalam al-Qur’an.

0 comments :

Post a Comment