Monday, October 28, 2013

Makalah Ilmu Pendidikan

BAB I
PENDAHUULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi sekarang ini banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan itu adalah suatu hal yang sangat penting. Melalui pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, ia dapat memperoleh hal positif dalam proses mengembangkan kehidupannya kearah yang lebih baik. Oleh karena itulah banyak pula hal positif yang di peroleh dalam berbagai bidang dengan adanya suatu lembaga pendidikan.
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak.
Lembaga pendidikan terbagi menjadi dua yaitu lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal. Lembaga pendidikan formal secara istilah adalah badan pendidikan yang diselenggarakan di tempat tertentu (kelas) yang pendidikannya mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT.
Pendidikan non-formal merupakan pendidikan alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Dari sekian banyak uraian di atas, maka sudah tentu lembaga-lembaga pendidikan yang ada memiliki peranan, fungsi dan sumbangsih besar bagi terbentuknya individu yang dewasa, yang mandiri dan memiliki kecakapan intelektual dan emosional yang mantap.
Agar dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah sebagai berikut:
1.      Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan keluarga ?
2.      Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah ?
3.      Bagaimana lembaga pendidikan yang terjadi di masyarakat ?
C.     Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah:
ü  Mahasiswa dapat menambah wawasan tentang lembaga pendidikan
ü  Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang apa fungsi lembaga pendididkan
ü  Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam lembaga pendidikan di Indonesia.
D.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang lembaga pendidikan ini adalah:
ü  Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
ü  Untuk menambah wawasan tentang Lembaga Pendidikan baik pengertian, fungsi dan macam-macamnya.


BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
A.    Hakikat Lembaga Pendidikan
1.   Pengertian Lembaga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga mempunyai beberapa arti, yaitu:
1). Asal mula (yang akan menjadi sesuatu), bakal (binatang, manusia, atau tumbuhan);
2).  Bentuk (rupa, wujud) yang asli;
3).   Acuan, ikatan;
4). Badan  yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.
Istilah lembaga umumnya berkaitan erat dengan istilah lain, yaitu institusi atau organisasi, yaitu mengacu pada sebuah sarana dan perangkat yang digunakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
  1. Pengertian Pendidikan
Secara kebahasaan, seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di mana dia hidup, serta proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal.
  1. Pengertian Lembaga Pendidikan
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian lembaga pendidikan,antara lain;
a. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.
b. Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan.
c. Menurut Hasbullah Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
d. Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula lembaga pendidikan adalah  tempat berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Jadi, lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal maupun non-formal, mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus. Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.
Mengingat pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya, maka perlu dikatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Sebagaimana kita ketahui, manusia pada dasarnya mengalami proses sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer dilakukan dalam lingkungan keluarga semenjak anak dilahirkan. Sedangkan sosialisasi sekunder dialami ketika anak memasuki usia sekolah, dimana anak mengalami sosialisasi yang lebih luas dalam melihat dunianya. Sosialisasi dalam keluarga merupakan modal dasar untuk meneruskannya dalam sosialisasi sekunder.  
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi, yang bertujuan untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks. Dengan demikian, lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan secara substansial.
Jika berbicara mengenai hubungan lembaga pendidikan itu sendiri dengan lembaga sosial lain, maka dapat dikatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan lembaga sosial yang lainnya.
Hubungan lembaga pendidikan dan lembaga politik adalah sekolah memiliki peran untuk menjalankan proses sosialisasi politik. Dari pembelajaran yang ada di sekolah, biasanya seorang siswa akan dikenalkan pula dengan dunia perpolitikan yang ada di tanah air dan sikap yang seharusnya dilakukan oleh para politisi. Selain itu, lembaga pendidikan juga memiliki peran laten untuk mempertahankan kekuasaan seseorang di bidang pendidikan. Misalnya, tingginya tingkat ketidak lulusan siswa di suatu daerah dapat menyebabkan jabatan seorang kepala dinas pendidikan daerah tersebut dipindah tugaskan di bidang lain.
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan lembaga ekonomi adalah sekolah memiliki peran untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli yang berkompeten di sektor formal yang telah siap pakai. Dengan kata lain, sekolah memiliki peran penting dalam menyiapkan SDM yang berguna untuk keberlangsungan kegiatan ekonomi. Selain itu, dalam hal ekonomi erat pula kaitannya dengan ketersediaan fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Melihat kondisi saat ini, terkadang tidak semua siswa mendapatkan fasilitas yang sama, itu semua tergantung pada jumlah uang yang dibayarkan pada sekolah. Semakin tinggi membayar sekolah, semakin lengkap pula fasilitasnya. Termasuk di dalamnya, lembaga pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai ketenangan hidup dan kecukupan gaji untuk kesejahteraan guru. Namun, kini di sebagian kota besar sekolah telah mengalami bisnisisasi. Jadi, semakin baik, terkenal dan lengkap fasilitasnya, biaya sekolah akan lebih mahal lagi. Segala sesuatu menjadi sebuah bisnis bagi pihak sekolah saat sekolah telah berubah orientasi menjadi berorientasi bisnis dan harta semata, bukan lagi pada pendidikan. Jika hal ini semakin banyak terjadi, maka kualitas pendidikan pun juga akan menurun secara drastis.
Hubungan lembaga pendidikan dengan lembaga agama terletak pada terjaminnya kehidupan beragama dalam kehidupan sekolah. Sekolah juga dapat menjadi sarana untuk pengembangan religiusitas siswa. Biasanya, sekolah umum memiliki beberapa program untuk meningkatkan tingkat keimanan siswa pada agamanya masing-masing. Dalam sekolah, juga diajarkan mengenai apa saja yang dilarang oleh agama, sehingga lembaga pendidikan juga dapat menjadi salah satu lembaga pengendalian sosial.
Hubungan lembaga pendidikan dengan lembaga keluarga adalah saat orang tua mempercayakan sekolah untuk memberi pendidikan untuk putra-putri mereka. Dari hubungan ini akan terbentuk sebuah kedekatan antara sekolah dan orang tua. Oleh sebab itu, banyak yang menyebut guru sebagai orang tua di sekolah. Sekolah juga melanjutkan fungsi keluarga, yaitu edukasi atau pendidikan. Orang tua memberikan pendidikan dasar untuk beradaptasi dan berhubungan dengan masyarakat. Kemudian sekolah menyempurnakannya dengan mengenalkan anak pada masyarakat yang sesungguhnya dan secara luas, termasuk memberikan pengajaran berbagai macam ilmu.
B.     Macam-macam Lembaga Pendidikan
  1. Lembaga Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan formal secara istilah adalah badan pendidikan yang diselenggarakan di tempat tertentu (kelas) yang pendidikannya mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Dari pengertian tersebut kita tahu bahwa lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Karena proses belajarnya diadakan ditempat tertentu yaitu gedung sekolah, secara teratur atau sistematis, serta berlangsung mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan non formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga pendidikan Negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang dagang martabak mesir, anak tukang jamret, anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi Negara, dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki  hubungan hierarki.
2.  Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4.  Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5.  Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.

  1. Lembaga Pendidikan Non-formal
Pendidikan non-formal merupakan pendidikan alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non-formal tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal penguasaan dan pengembangan keterampilan fungsional. Selain itu pendidikan non formal lebih berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat waktu dan biaya.
Pendidikan non-formal mempunyai fungsi membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman. Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan pemutakhiran (updating), pendidikan/pelatihan keterampilan dan pendidikan penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas, pendidikan non-formal terus mengalami perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media, penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.
C.     Fungsi Lembaga Pendidikan
Secara garis besar, lembaga pendidikan memiliki dua kategori  fungsi,  yaitu fungsi manifest dan fungsi laten.
a.       Fungsi manifest ialah fungsi yang tercantum dalam kurikulum di setiap lembaga pendidikan khususnya pada lembaga pendidikan formal. Fungsi manifest dari lembaga pendidikan adalah :
  1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah,
  2. mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat,
  3. melestarikan kebudayaan, dan
  4. menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
b.      Fungsi laten ialah fungsi yang tersembunyi. Fungsi laten lembaga pendidikan menurut Horton dan Hunt adalah :
  1. Pemupukan keremajaan, adanya sekolah memungkinkan diperpanjangnya usia remaja dan penundaan masa dewasa. Dengan bersekolah, sang anak memperpanjang ketergantungan anak pada orang tua dan mencegah masuknya anak dalam angkatan kerja.
  2. Pengurangan pengendalian orang tua, adanya sekolah juga menanamkan nilai baru yang terkadang bertentangan dengan yang diajarkan orang tua di rumah sehingga sekolah memperlemah pengendalian orang tua terhadap anak. Sekolah mengajarkan aturan baru seperti kespesifikan, otonomi dan universalisme – aturan yang di rumah tidak terlalu dipupuk.
  3. Penyediaan sarana untuk pembangkangan, lembaga pendidikan memiliki potensi untuk menanamkan nilai yang menjadi dasar bagi pembangkangan terhadap masyarakat. Oleh karena itu, sekolah dan orang tua sering berbeda paham mengenai pelajaran yang diberikan kepada anak – misalnya pelajaran mengenai seks.
  4. Dipertahankannya sistem kelas sosial, lembaga pendidikan juga memiliki fungsi untuk mempertahankan sistem stratifikasi sosial yang ada dengan mensosialisasikan anak untuk menerima sistem perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada.












BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah memperhatikan isi dari pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.   Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
2.   Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan masalahnya sendiri.
3.   Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap individu.
B. KRITIK DAN SARAN
Bertitik tolak dari penulisan skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.   Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
2.   Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
3.   Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan seumur hidup.
4.   Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.

















DAFTAR PUSTAKA

Drs. Fuad Hasan. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim Dosen IKIP. 1981. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Ahmadi, Abu, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Cet. II, 2001, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sunarto, Kamanto. 2008. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.











PERTANYAAN
1.   Karakteristik apa saja yang akan muncul jika pendidikan berlangsung di sekolah sebagai lembaga pendidikan?
2.   Untuk meningkatkan kualitas pendidikan formal, apa saja yang harus dilakukan  oleh pendidikan non formal?
3.   Langkah apa yang harus ditempuh oleh lembaga pendidikan agar peserta didik mencapai hasil yang optimal?
















1. Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki.
2.  Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4.  Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5.  Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.



0 comments :

Post a Comment