Monday, November 23, 2015

Hukum Mim Mati

Hukum mim mati ada 3 bagian yaitu idzhar syafawi, idgham mutamasilain dan ikhfa syafawi

Tuesday, August 25, 2015

Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin

Dalam membaca al-Qur'an, banyak kaidah - kaidah bacaan yang harus kita ketahui agar tidak salah dalam membacanya sehingga tidak merusak arti atau maksud dari ayat yang sedang kita baca.

Allah pun berfirman dalam surat Al-Muzammil ayat 4 yang berbunyi :
Warattilil qur'aana tartiila (Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan)
Salah satu kaidah hukum tajwid ialah hukum bacaan nun mati dan tanwin yang terbagi ke dalam empat bagian diantaranya idzhar, idhgam, iklab dan ikhfa. Mari kita bahas satu persatu secara detail.
1. Idzhar
Idzhar menurut bahasa berarti jelas. Sedangkan, menurut istilah tajwid idzhar berarti melafalkan huruf idzhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung. Idzhar juga bisa dinamakan idzhar halqi karena makhraj hurufnya dari halq (kerongkongan).
Huruf idzhar ada 6 yaitu : alif, ha, kha, 'ain, ghin, Ha.

2. Idgham
Idgham menurut bahasa artinya memasukan sesuatu ke dalam sesuatu. Sedangkan, menurut istilah tajwid memasukan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.




È











Monday, August 24, 2015

kERUDUNG OSD

Hijab Syar'i ala OSD
terbuat dari bahan berkualitas pilihan, lembut, tebal dan jatuh
harga terjangkau
Daftar Harga
uk 115cm 40.000 disc 10% mulai 5pcs
uk 130cm 60.000 disc 20% mulai 5pcs
uk 150cm 70.000 disc 20% mulai 5pcs
Cara Order :
ketik nama, ukuran, warna, jumlah, alamat lengkap dan no telp
Kirim
SMS 0858-1111-1477 / 0852-1111-1477
WA 0852-1111-1477
INVITE 79CCDD6C / 54322134
Instagram/twitter @majuinstore
LINE @grosirhijabsyari
atau klik www.majuin.com
‪#‎hijabsyarimurah‬ ‪#‎hijaboki‬ ‪#‎hijabalaOSD‬‪#‎hijabosd‬#kerudungsegiempatmurah
‪#‎grosirkerudungmurah‬ ‪#‎kerudungcantik‬‪#‎kerudungmodern‬#kerudungsyari ‪#‎khimarcantik‬ ‪#‎khimarsyari‬‪#‎khimarmurah‬ ‪#‎hijabmodern‬#mansetmurah ‪#‎mansetpendek‬‪#‎mansetpanjang‬ ‪#‎grosirmanset‬#kaoskakimurah ‪#‎grosirkaoskaki‬ #hijabokI



Friday, August 21, 2015

Resume Filsafat Ilmu - Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan

Nama
:
Siti Maesaroh
Semester
:
III (tiga)
NIM
:
2011.1215




Resume Buku

Judul Buku
:
Filsafat Ilmu - Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan­­­­­­­­­­­­­
Penulis
:
Prof. Dr Ahmad Tafsir
Penerbit
:
Remaja Rosdakarya, Bandung
Tahun Terbit
:
2010
Cetakan
:
ke-V (lima)
Ukuran Buku
:
22 cm x 16 cm
Judul Halaman
:
247 Halaman

Buku karya Ahmad Tafsir sangat menarik pembaca hingga tidak pernah bosan untuk mengulang-ngulang kembali untuk membacanya. Guru besar Fakultas Tarbiyah UIN Bandung ini, lahir di Bengkulu tahun 1942. Pendidikannya diawali di Sekolah Rakyat di Bengkulu yang kemudian dilanjutkan ke PGA (Pendidikan Guru Agama) di Yogyakarta. Selanjutnya belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Yogyakarta untuk mengambil program S2,  hingga akhirnya melanjutkan Program S3 dan mendapatkan gelar Doktor pada tahun 1987. Banyak buku yang telah dikarangnya diantaranya adalah Metodologi Pendidikan Agama Islam, Filsafat Umum, Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra sampai pada buku terakhirnya yaitu Filsafat Ilmu: Menuju Pengetahuan Mistik.
Salah satu buku yang menarik dan membuat pembaca tidak pernah bosan untuk membacanya adalah Filsafat Ilmu (Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan). Dalam buku ini penulis menjelaskan tentang definisi ilmu yang selama ini kita samakan dengan definisi sain yang sebenarnya mempunyai perbedaan yang signifikan.
Penulis juga menyebutkan bahwa pengetahuan manusia terbagi ke dalam tiga macam yaitu Sain, Filsafat dan Mistik yang masing-masing memiliki objek, paradigma, metode dan kriteria. Dilengkapi dengan contoh-contoh yang dapat diterima oleh akal manusia. Menariknya, penulis juga mengemukakan perbedaan makna logis dan rasional yang kerap kali kita keliru untuk memahaminya. Dalam buku ini juga penulis menguraikan cara memperoleh pengetahuan sain dengan mengurai beberapa paham seperi humanisme, rasionalisme, empirisme dan lain sebagainya.
Pada bab terakhir penulis menyajikan pengetahuan mistik yang tetap berada pada jalur keilmuan. Pengetahuan mistik yang merupakan pengetahuan supra-rasional, menurut penulis merupakan pengetahuan yang tidak dapat dipahami oleh rasio yang terkadang memiliki bukti empiris dan non-empiris. Kebenaran pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan mistik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Seperti halnya Tuhan dalam al-Qur’an mengatakan adanya surga dan neraka, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Mistik juga dapat diukur dengan bukti empiris seperti kebal dapat dibuktikan dengan kulitnya yang tidak terluka walau sudah ditusuk dengan pisau yang sangat tajam. Banyak contoh lain mengenai pengetahuan mistik dan penulis juga menjelaskan bagaimana cara  memperoleh ilmu tersebut, seperti pelet, debus, dan lain-lain (Tapi jangan berharap setelah kita membaca buku ini, kita dapat menguasai ilmu mistik tersebut). Semua ilmu tersebut dapat menjadi ilmu putih atau hitam tergantung pada pemiliknya atau menggunakannya. Lain halnya dengan kebenaran filsafat yaitu logis, bila suatu teori filsafat itu logis berarti benar. Sedangkan dalam teori sain benar bila bersifat empiris dan ada bukti rasional.
Namun dari setiap kelebihan pasti terdapat kekurangan, dalam buku ini tidak terdapat glosarium yang memudahkan pembaca untuk memahami bahasa ilmiah yang belum pembaca kuasai. Namun buku ini sangat bagus untuk menambah pengetahuan dan mengajak kita mengerti tentang filsafat ilmus.

Secara keseluruhan isi buku buah karya Ahmad Tafsir ini, menghadirkan suasana disiplin Filsafat Ilmu yang hidup dengan ilustrasi dan asumsi yang penulis sajikan. Secara tidak langsung pembaca bisa paham betul dengan apa yang sedang disajikan penulis, berkat hasil pemikiran yang cemerlangnya membuat ide penulis menjadi komunikatif. Filsafat Ilmu memang bukan hanya mempelajari bagaimana sifat filsafat dan bagaimana kaidah Filsafat Ilmu, akan tetapi lebih jauh kita bisa memperdalam konteks keilmuan lain yang membuat khazanah pemikiran kita dalam filsafat lebih mendalam dan menyeluruh dalam artian komprehensif. Sebagai refleksi dari pada isi buku yang sangat bermanfaat bagi tingkat pembelajaran mahasiswa ini adalah mengerti bagaimana problematika dalam kehidupan bermasyarakat . Alhasil, kita sadar akan kehidupan ini banyak sekali yang harus kita telaah bukan hanya memikirkannya. Sebagai contoh kasus dengan adanya pemikiran disiplin Filsafat Ilmu, maka kita bisa memahami ilmu mistis. Hemat penyusun, sudah selayaknya kita bisa mengimplemetasikannya dalam kehidupan sehari-hari dari apa yang ada dalam buku ini.

Wednesday, August 19, 2015

LOGO MDTA DARUSSA'ADAH BABAKAN PEUNDEUY PARUNGKUDA


Wednesday, August 12, 2015

USAHA HALAL TANPA MODAL


Mau usaha TANPA MODAL dengan omset puluhan juta??
Tentu bisa, MAJUIN.COM solusinya :-)
Usaha jalan walaupun ga punya modal..

Ayo bisnis hijab cantik syar'i modern segiempat yang dicari-cari oleh semua kalangan, harga murah kualitas dijamin berkelas karena terbuat dari bahan berkualitas pilihan, lembut, jatuh dan tidak transparan
harga mulai 36.000

Mau gabung? Yuk hub kami :

SMS 0858-1111-1477
WA 0852-1111-1477
Invite 79CCDD6C / 54322134
IG @majuinstore
Twitter @majuinstore
LINE @grosirhijabsyari
http://www.majuin.com

Bisnis Mudah, Pelayanan Ramah, Harga Murah dan Amanah
InsyaAllah berkaaah :-)

OPEN RESELLER MEMBER, GROSIR, ECERAN DAN DROPSHIP

GRATISSSS!!!! #hijabmodern #hijabsyarimurah  #kerudungcantik #kerudungmodern  #kerudung #khimarcantik #khimarsyari #khimarmurah #grosirgamis #grosirgamisOSD #grosir #grosirkerudungmurah #grosirkerudungsegiempat #grosirmanset #grosirkaoskaki #grosirkaoskakimurah 

Tuesday, August 11, 2015

Sertifikat Pesantren Kilat


Saturday, August 8, 2015

Lirik Lagu Ayah IBU

Assalamu’alaikum ayah
Assalamu’alaikum ibu

Ayah ibu ampuni dosa kami semua
Ayah ibu do’akan kami dunia dan akhirat

Dari kecil sehingga dewasa
kau menyayang dan sering memanja
Menanam iman menyemaikan takwa
Mengajak kami mulyakan agama

Ayah ibu berkorban jiwa mengorbankan harta
Ayah ibu Semoga allah tinggikan derajatmu

Sebelum nyawa meninggalkan jasad
Sebelum surya terbitnya di barat
Kau amanahkan aku akan sunnah
Jadi panduan di akhir zaman

Belaianmu  masih terasa
Ya Allah tempatkan mereka di surga

Kami cintakan Allah
Kami kasihkan Rasul
Kami sayangkan ayah

Kami sayangi ibu

Friday, August 7, 2015

TEKS WISUDA


PROSESI WISUDA
Mohon Perhatian
1.  Selamat Datang kepada calon Wisudawan – Wisudawati MDTA Darussa’adah dipersilahkan memasuki arena Wisuda dan menempati tempat duduk yang telah di sediakan.
2.  Selamat Datang Kepada Ketua Yayasan beserta Staffnya. Kepala Sekolah serta para Dewan Guru  dipersilahkan untuk memasuki arena Wisuda dan menempati tempat duduk yang telah disediakan.
(*Kepada calon wisudawan-Wisudawati dimohon untuk berdiri )
     **Kepada wisudawan – wisudawati dimohon  untuk duduk kembali….
Mohon perhatian… mengingat sesaat lagi rangkaian acara wisuda MDTA Darussa’adah  TP. 2014/2015 akan segera di mulai, izinkanlah kami sebagai Pembawa Acara untuk membacakan rangkaian acara yang akan berlangsung pada malam hari ini :
-      Rangkaian acara yang pertama Pembukaan
-      Dilanjutkan dengan Gema Wahyu Ilahi dan Saritilawah sebagai rangkaian acara yang ke- 2
-      Rangkaian acara yang ke-3 yakni Sambutan –sambutan
-      Adapun rangkaian acara yang ke-4  Ikrar Pelajar
-      Sebagai rangkaian acara yang ke-5 Prosesi Wisuda
-      Dan merupakan rangkaian acara yang terakhir yakni Penutup/Do'a dan Mushafahah Bersama
Demikianlah rangkaian acara yang akan berlangsung pada malam hari ini.  Terima Kasih........
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puji syukur hanyalah milik Allah SWT,yang telah memberikan nikmat dan Karuniah-Nya kepada kita sekalian, sehingga pada malam hari ini Minggu, 14 Juni 2015 bertempat di gedung Darussa’adah berlangsung acara Wisuda MDTA Darussa’adah Tahun Pelajaran 2014/2015.
Sholawat serta Salam semoga tetap terhatur kehariba’an junjungan kita yang Agung Nabi Muhammad SAW. Yang telah menghantam karang kejahiliaan dan menerangi pelita kegelapan bagi semua insan.
Hadirin yang berbahagia ….
Sebelum acara demi acara pada malam ini kita mulai, marilah kita buka bersama acara pada malam hari ini, dengan bacaan Ummul Qur'an dengan harapan, semoga pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan lancar.
Terima kasih
Hadirin........
Marilah kita dengarkan dengan seksama lantunan ayat-ayat suci Al - Qur'an beserta Saritilawahnya, yang mana ayat–ayat suci Al Qur'an akan dilantunkan oleh saudara ………………… dan Saritilawah akan dibacakan oleh…………………
("dan ketika dibacakan ayat-ayat Al Qur'an maka dengarkanlah dan diamlah, supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung")
Kepada yang terhormat (pembaca tilawah) dipersilahkan
Maha benar Allah dengan segala firmannya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hadirin yang berbahagia.......
Adapun acara berikutnya yakni sambutan-sambutan
Sambutan yang pertama, sambutan dari kepala Sekolah MDTA Darussa’dah. Kepada yth Bapak M.S Yoessin, B.A dipersilahkan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Baiklah, dengan membacakan bismillahirrahmaanirrahiim, wisuda dimulai dan sebagai pewisudanya yaitu
1.      M.S Yoessin, B.A
2.      Qurrotul’aeni SP

SURAT KEPUTUSAN
             No. 045/MDTA.DS/VI/2015

Menimbang dsb, mengingat dsb, memperhatikan dsb, memutuskan dsb, menetapkan :
1.      Pertama           : siswa siswi Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah yang mengikuti Ujian
 Akhir sebanyak 17 orang dan dinyatakan lulus
2.      Kedua                         : siswa siswi yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 0 orang
3.      Ketiga                         : bahwa kepada siswa yang terdapat pada dictum pertama berhak
mendapatkan SKHU
4.      Keempat          : bahwa siswa siswa Madrsaah Diniyah Takmiliyah Awaliyah harus
memenuhi persyaratan kelulusan
5.      Kelima             : segala sesuatu telah dinyatakan sebagaimana mestinya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daftar siswa yang dinyatakan lulus sebagai berikut :


DAFTAR SISWA ADA DI LAMPIRAN BERIKUTNYA




Terima Kasih
Hadirin yang berbahagia
Adapun sambutan berikutnya yakni sambutan wakil dari Wali Murid Wisudawan-Wisudawati, dalam hal ini akan disampaikan oleh "Bapak Abdul Madjid".Kepada Yth. Bapak Bapak Abdul Madjid dipersilahkan
Terima Kasih
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merupakan rangkaian acara berikutnya Pesan dan Kesan Wisudawan-Wisudawati  yang akan disampaikan oleh Saudari "Mahalia Ganda Sari". Kepada saudari Mahalia Ganda Sari dipersilahkan
Terima Kasih disampaikan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hadirin........ yang berbahagia
Sebagai rangkaian acara berikutnya Pembacaan Ikrar Pelajar yang akan dipimpin oleh saudara "Rena Septiana" dan di ikuti oleh calon Wisudawan-Wisudawati MDTA Darusaa’adah. Kepada saudara Rena Septiana dipersilahkan
Terima kasih
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hadirin ................
Marilah kita saksikan bersama Prosesi Wisuda Purna Siswa MDTA Darusaa’adah Tahun Pelajaran 2014-2015
Terima kasih
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Hadirin yang berbahagia....
Setelah acara demi acara telah kita ikuti bersama sampailah di penghujung acara yakni Mouidhotul Khasanah yang akan disampaikan oleh Almukarrom Bapak Ujang Sopandi sekaligus dimohon untuk berkenan menutup acara pada malam hari ini dengan Do'a dan Mushafahah bersama.
Kepada Almukarrom Bapak Ujang Sopandi kami haturkan
Hadirin yang berbahagia....
Dengan berakhirnya Do'a, maka berakhir pula acara Wisuda Purna Siswa MDTA Darussa’adah pada malam hari ini. Kami sebagai Pengantar Acara apabila mulai awal hingga akhir terdapat kekurangan dan kesalahan kami mohon ma'af yang sebesar-besarnya......
Akhirnya kami ucapkan
 Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


















Thursday, August 6, 2015

Antologi Biografi Ilmuwan Muslim dan Penemuannya disertai dengan pemikiran penulis

Nama
:
Siti Maesaroh
NIM
NIRM
:
:
2011.1215
30026.2011
Jurusan
:
PAI-S1
Tanggal
:
11/01/2015
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Tugas
:
Tugas ini untuk memenuhi syarat penilaian dalam UAS Semester Ganjil Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi, 2014-2015

Pembahasan
:
Antologi Biografi Ilmuwan Muslim dan Penemuannya disertai dengan pemikiran penulis
Sifat Tugas
:
Individual
Indikator
:
Biografi, Disiplin Ilmu, Karya, Pemikiran, dan Pemikiran Penulis

A.    Pembahasan Antologi Ilmuwan Islam

1.      al-Biruni

1.1  Biografi al-Biruni

       Al Biruni, Bernama lengkap Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada 362 H atau bulan September 973 M, di desa Khath yang merupakan ibukota kerajaan Khawarizm, Turkmenistan (kini kota Kiva, wilayah Uzbekistan). Ia lebih dikenal dengan nama Al Biruni. Nama "Al Biruni" sendiri berarti 'asing', yang dinisbahkan kepada wilayah tempat tanah kelahirannya, yakni Turkmenistan. Kala itu, wilayah ini memang dikhususkan menjadi pemukiman bagi orang-orang asing.
      Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan. Meski tak banyak diketahui tentang masa mudanya, termasuk pendidikan formalnya, namun ulama yang tawadlu ini dikenal amat mencintai ilmu dan gemar membaca dan menulis sejak remaja. Tak heran bila kemudian masih di usia muda ia sudah tersohor sebagai seorang ahli di banyak bidang ilmu.[1]

1.2  Disiplin Ilmu al-Biruni

      Abu al-Biruni merupakan seorang tokoh ilmuwan yang digelari master dalam ilmu astronomi, fisika, kartografi, dan matematika.[2]

1.3  Karya dan Penemuan al-Biruni

      A1-Biruni dalam karyanya ini antara lain menulis analisis menarik, bahwa pada awalnya manusia mempunyai keyakinan monoteisme, penuh kebaikan dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tapi lantaran nafsu murka telah membawa mereka pada perbedaan agama, filsafat dan politik, sehingga mereka menyimpang dari monoteisme ini. Ia juga membahas tentang geografi India. A1-Biruni juga berpendapat, lembah Sungai Hindus dan India, mulanya terbenam dalam laut, namun perlahan menjadi penuh endapan yang dibawa air sungai.
      Tak hanya menulis buku tentang sosiologi, Al Biruni juga banyak menulis tentang ilmu-ilmu eksakta seperti geometri, aritmatika, astronomi dan astrologi. Karya di bidang ini misalnya Tafhim li Awall Sina'atut Tanjim. Khusus disiplin ilmu astronomi, ia menulis buku berjudul Al Qanun Al Mas'udi fil Hai'ah wan Nujum (Teori tentang Perbintangan) yang dipersembahkan untuk Sultan Mas'ud dari Ghazna (tempat beliau menutup umur).
      Tabel panjang hari dari buku al biruni yang dibuat oleh R. Ramsay Wright. Tabel panjang hari. Buku ini bermula dari percakapan antar Sultan Mas'ud dan Al Biruni mengenai perbedaan malam dan mengapa terjadi. Al Biruni pun kemudian mengamati pergerakan bintang, planet dan referensi buku - buku yang telah ada dan ditulislah hasilnya dalam buku tersebut.
      Di Barat, buku ini memperoleh penghargaan dan menjadi bacaan standar di berbagai universitas Barat selama beberapa abad. Ilmuwan Muslim ini juga dikenal sebagai pengamat pertambangan. Untuk masalah ini, ia menulis buku Al Jamahir fi Ma'rifati I Jawahir tahun 1041 M.
      Karya lainnya, di bidang kedokteran berjudul As-Saydala fit Thib (Farmasi dalam ilmu Kedokteran), Al Maqallid 'Ilm Al-Hai'ah (tentang perbintangan), serta buku Kitab Al Kusufwal Khusuf Ala Khayal Al-Hunud (Kitab tentang Pandangan Orangorang India terhadap Peristiwa Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
      Al-Biruni juga terkenal dengan karya kartografinya dia sebagai founder kartografi dunia.[3]

1.4  Pemikiran al-Biruni

      al-Biruni menyindir bahwa ar-Razi tidak dapat membedakan ide-ide (ide yang termasuk diperoleh ijtihad) atau disebut juga kategori pertama dan kategori keduaya yaitu ide yang dicapai melalui nafu fanatiknya. Gambaran pemikiran al-Biruni dengan membandingkan dua kategori pemikiran tersebut.
      Sikapnya yang keras terhadap agama tdak hanya [ditunjukan] dalam bentuk yang mengabaikan saja, menahan diri terhadap agama dan menolaknya Dia bergerak lebih jauh menjadi pemfitnah yang aktif, mengaitkan agam dengan roh jahat dan perbuatan setan. Sedeikian banyaknya sehingga hail itu mendorong ar-Razi untuk merekomendasikan [membaca] buku-buku Mani dan para pengikutnya, guna meruntuhkan agama-agama wahyu, termasuk islam.
      al-Biruni juga mempunyai pemikiran neo-Platonisme meyakini bahwa dunia ini merupakan jiwa yang sedang tidur, sedangan dunia akhirat adalah jiwa yang sudah terjaga Bahwa tuhan itu imanen dan di tempat-tempat tertentu pada surga, sedangkan sebagian lauun mengatakan imanen dalam seluruh dunia bahwa manusia memiliki dua jiwa-jiwa abadi dan jiwa kemanusiaan.[4]

1.5  Refleksi Pemikiran Penulis

            Salah satu hal yang paling menonjol dalam ilmuwan al-Biruni menurut pandangan penulis ialah pemikiran yang selalu moderat yang menghempaskan pemikiran-pemikiran yang dianggapnya tidak sepadan dengan keilmuwan atau disiplin ilmu yang dia gapai. Al-Biruni dengan kuat selalu menyanggah pemikiran ar-Razi karena kefanatikannya dengan disiplin ilmu yang ia capai.
     Al-Biruni merupakan salah satu tokoh yang mengembangkan banyak disiplin ilmu namun memang disini kalau kita lihat justru yang paling menonjol ilmunya adalah astronomi. Namun, penulis berargumentasi bahwa al-Biruni berusaha untuk menyatukan diri [jiwa] dengan zat pemilik ilmu yang selalu dianggap sedang tidur di tempat yang kekal dan terjaga kejayaannya di dunia. Jadi, untuk mencapai kejayaan di dunia sejatinya dirinya bisa nyatu dengan zat penguasa alam.

2.      ar-Razi

2.1  Biografi ar-Razi

      Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Persia: أبوبكر الرازي) atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
      Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.
      Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Masehi. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
      Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.
      Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.
      Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.
      Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.[5]

2.2  Disiplin Ilmu ar-Razi

      Ar-Razi merupakan ilmuwan terkenal dengan ahli kimia dan pengobatan. Dalam bidang Farmasinya ar-Razi cenderung menonjol dibanding ilmu-ilmu lainnya hal ini merupakan cikal kegemarannnya dalam mendalami ilmu farmasi pada salah satu dokter yang menyembuhkan penyakit matanya. Ahli filsafat dan tafsir juga sangat dikabumi dalam dunia keilmuan pasalnya beliau merupakan ilmuwan yang banyak menelurkan buku-buku keilmuwan disamping itu banyak pula karya dari berbagai disiplin ilmu ar-Razi sangat mumpuni seperti diantaranya yaitu disiplin ilmu sejarah hal ini terbukti denga beberapa karya gemilang buku sejarahnya.






2.3  Penemuan dan Karya ar-Razi

Bidang Kedokteran
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:
"Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi."
      Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut."
      Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.
      Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan."
      Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.

Farmasi
      Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Metode Pengobatan
      Metode pemanasan syaraf dan pengobatan penyakit kepala pening. adalah Ar-Razi, dokter pertama kali yang melakukan kedua hal tersebut. Selain itu, ia juga diduga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. Metode kai, yaitu pengobatan serupa akupuntur. Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang titik-titik penting pada tubuh manusia untuk pengobatan. Caranya, ia menusuk titik tersebut dengan sebatang besi yang pipih dan runcing, yang sebelumnya telah dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana.
Penggunaan kayu pengapit dan penyangga (spalk) untuk keperluan patah tulang, Pserta injeksi erethal(saluran kencing dan sperma).  Lebih jauh lagi, ia menguraikan tentang jenis sakit perut yang disebutnya batr (potong) dan fatg (koyak).

Etika Kedokteran
      Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia menkritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.
      Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Bidang Filosofi
Dia mendapati berbagai ilmu tak lepas dari metode pikirnya yang di atas rata-rata orang biasa. Ini tak bisa lepas dari kesukaannya dalam berfilsafat. Yang membawanya menjadi manusia muslim yang hebat. Ada beberapa karakternya dalam berfilsafat:



Logika
Ar-Razi adalah seorang rasionalisme murni, dan beliau hanya mempercayai kekuatan akal. Bahkan didalam bidang kedokteran study klinis yang dilakukannya setelah menemukan metode yang kuat dengan berpijak kepada observasi dan eksperimen.

Bahkan pujian kepada Ar-Razi terhadap akal tampak sangat jelas pada halaman pertama pada bukunya At-Thibb.

Beliau mengatakan, Allah segala puji baginya, yang telah memberikan akal agar dengan-Nya kita dapat memperoleh sebanyak-banyaknya manfaat. Inilah karunia terbaik Allah kepada kita. Akal adalah suatu yang mulia dan penting karena dengan akal kita dapat memperoleh pengetahuan tentang tuhan. Maka tidak boleh melecehkannya.

Moral
Adapun pemikiran Ar-Razi tentang moral sebagaimana tertuang dalam buku At-Thibb al-ruhani dan Al-Sirah al-Falsafiyyah, bahwa tingkah laku itu berdasarkan dari akal. Hawa nafsu harus berada dibawah kendali akal dan agama. Beliau memperingatkan bahaya minuman khamr yang dapat merusakkan akal dan melanggar agama.
      Berkaitan dengan jiwa, Ar-Razi menjadikan jiwa sebagai salah satu alasan pengobatan baginya. Menurutnya antara tubuh dan jiwa terhadap suatu hubungan yang sangat erat, misalnya: emosi jiwa tidak akan terjadi kecuali dengan melalui pengamatan indrawi.
      Sedangkan kebahagiaan menurut Ar-Razi adalah kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu yang berbahaya, misalnya: orang yang meninggalkan tempat yang teduh menuju tempat yang disinari matahari. Ia akan senang ketika kembali ke tempat yang teduh tadi.


Kenabian/ Theologi
      Ar-Razi menyangkah bahwa anggapan bentuk kehidupan manusia memerlukan nabi sebagaimana yang dikatakannya dalam bukunya Naqd al-Adyan au fi al-Nubuwah. Beliau mengatakan bahwa beliau tidak percaya kepada wahyu dan adanya nabi. Menurutnya para nabi tidak berhak mengklaim dirinya sebagai orang yang memiliki keistimewaan khusus. Karena semua orang adalah sama dan keadilan tuhan secara hikmahnya mengharuskan tidak membedakan antara seoranng dengan yang lainnya.
      Ar-Razi juga mengritik kitab suci baik injil maupun al-quran. Beliau menolak mukjizat al-quran baik segi isi maupun gaya bahasanya. Menurutnya orang mungkin saja dapat menulis kitab yang lebih baik dengan gaya, bahasa yang lebih indah. Kendatipun demikian, Ar-Razi tidak berati seorang atheis, karena beliau masih menyakini adanya Allah.

Metafisika
      Filsafat Ar-Razi dikenal dengan ajaran “Lima kekal” yaitu:

1. Allah Ta’ala
Allah bersifat sempurna. Tidak ada kebijakan setelah tidak sengaja, karena itu ketidak sengajaan tidak bersifat kepada-Nya.
      Kehidupan berasal dari-Nya sebagaimana sinar datang dari matahari Allah mempunyai kepandaian yang sempurna dan murni. Kehidupan ini adalah mengalir dari ruh. Allah menciptakan sesuatu dan tidak ada yang bisa yang menandingi dan tidak ada yang bisa menolak kepada-Nya. Allah Maha Mengetahui, segala sesuatu. Tetapi ruh-ruh hanya mengetahui apa yang berasal dari eksperimen. Tuhan mengetahui bahwa ruh cenderung pada materi dan membutuhkan kesenangan materi.

2. Ruh
Allah tidak menciptakan dunia lewat desakan apapun tetapi Allah memutuskan penciptaan-Nya setelah pada mulanya tidak berkehendak tidak menciptakannya, Allah menciptakan manusia guna menyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya, bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya dalam arti haqiqi.
      Manusia tidak akan mencapai dunia haqiqi ini, kecuali dengan filsafat, mereka mempelajari filsafat, mengetahui dunia haqiqi, memperoleh pengetahuan akan selamat dari keadaan buruknya. Ruh-ruh tetap berada dalam dunia ini sampai mereka disadarkan oleh filsafat akan rahasia dirinya.
      Melalui filsafat manusia dapat memperoleh dunia yang sebenarnya, dunia sejati atau dunia haqiqi.

3. Materi
Menurut Ar-Razi kemutlakan, materi pertama terdiri dari atom-atom, setiap atom mempunyai volum yang dapat dibentuk. Dan apabila dunia ini dihancurkan, maka ia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan demikian materi berasal dari kekekalan, karena tidak mungkin menyatakan suatu yang berasal dari ketiadaan sesuatu.
      Untuk memperkuat pendapat ini Ar-Razi memberikan 2 bukti yaitu:
a.       Penciptaan adalah bukti dengan adanya sang pencipta.
b.      Berlandaskan ketidak mungkinan penciptaan dan ketiadaan.







4. Ruang
      Menurut Ar-Razi ruang adalah tempat keadaan materi, beliau mengatakan bahwa materi adalah kekal dan karena materi itu mempunyai ruang yang kekal.
      Bagi Ar-Razi ruang terbagi menjadi 2 yakni waktu universal (mutlak) dan waktu tertentu (relatif ), ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak tergantung kepada dunia dan segala sesuatu yang ada didalamnya. Sedangkan ruang yang relatif adalah sebaliknya.

5. Waktu
Adalah subtasi yang mengalir, ia adalah kekal. Ar-Razi membagi waktu 2 macam yakni waktu mutlak dan waktu relatif (terbatas). Waktu mutlak adalah keberlangsungan, ia kekal dan bergerak. Sedang gerak relatif adalah gerak lingkungan-lingkungan, matahari dan bintang gemintang.

Karya Emas
      Ar-Razi menghasilkan karya yang sangat populer yang sampai membuat kalangan istana kekristenan Eropa menaruh perhatian besar.
      Setelah peristiwa Perang Salib, raja-raja di Eropa memerintahkan agar semua karya ar-Razi diterjemahkan dalam bahasa Latin, yang merupakan bahasa resmi ilmu pengetahuan Eropa pada masa itu.
      Ia juga berhasil menemukan cara membuat alkohol. Di kemudian hari, penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh Arnol Pilinov. Pada abad XIII, alkohol menjadi populer.

Sekitar 200-an buku lebih telah beliau sumbangkan pada kemajuan dunia ini;



1. Dalam bidang kedokteran:
a.       Hidup yang Luhur (Arab: الحاوي)
b.      Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum (Arab: من لا يحضره الطبيب), Pengobatan Alternatif Ketika Tidak Ada Dokter
c.       Keraguan pada Galen
d.      Penyakit pada anak
e.       Kitab al-Mansoori, yang terdiri dari 10 jilid, membahas secara detil tentang pengobatan era Arab-Yunani
f.       Al-Havi, ensiklopedia kedokteran yang terbesar disusun pada masa itu
g.      Kitab al-Mulooki dan
h.      Kitab al-Judari wa al-Hasabah, di kitab ini Ar-Razi untuk pertama kalinya membahas penanganan penyakit cacar.
i.        al-Thibbur Ruhani (Pengobatan Rohani),
2. Dalam bidang kimia
a.       Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
b.      Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
c.       Penemuannya yang lain adalah teknik pembuatan asam sulfur serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
3. Dalam bidang ilmu kalam
a.       al Muthalib al ‘Aliyah min al Ilmi al Ilahi,
b.      Asas Al Taqdis,
c.       al Arbain fii ushul al Din,dan
d.      Muhassal afkar al Mutaqaddimin wal al Mutaaakhkhirin min ulama wal Hukama wal al mutakalimin.
4. Dalam bidang tasawuf
a.       al Irsyad al Nadhar ilaa lathaif al Asrar, dan
b.      Syarah ‘Uyun al Hikmah
5. Dalam bidang filsafat
a.       Syarah Qishm al Ilahiyyah min al Isyarat li ibn Sina,
b.      Syarah al Isyrah wa al Tanbihat li ibn Sina,
c.       Syarah al Qanun li ibn Sina, dan
d.      Lubab al Isyarat.
6. Dalam bidang sejarah
a.       Manaqib al Imam Syafi’I, dan
b.      Syarah Saqt al Zind li al Mu’ri
7. Dalam bidang Ushul Fiqih
a.       al mahsul fii ilmi Ushul Fiqih, dan
b.      al Ibthal al Qiyasi.
8. Dalam bidang tafsir
a.       al asrar al Tanzil wa anwaru al ta’wil
b.      ihkam al ahkam,
c.       al Burhan Fi Qirrati al Qur’an,
d.      Dzurrtu al Tazil wa al Ghurratu al Ta’wil fii ayat Mutasyabihat
e.       al Bayan wa al Burhan fii al Radd’ ala ahli wa Thugyan.
f.       tafsir Ar-Razi
g.      Juga Beliau mengarang lain kitab,diantaranya
h.      Al-Shirath al-dawlah
i.        Amarah al-Iqbal al-Dawlah
j.        Kitab al-Ladzdzah
k.      Kitab al-‘Ilm al-Ilahi
l.        Maqalah fi ma ba’d al-Thabi’iyyah; dan
m.    Al-Shukuk ‘ala Proclus

      Adapun diantara karya tulis yang paling besar adalah buku Tafsir yang berjudul Mafatih Al Ghaib, yang disebut juga al Tafsir al Kabir (Tafsir Besar) yang terdiri atas belasan jilid melalui karya tafsirnya itu ia berupaya mencurahkan segenap ilmunya yang ensklopedis. Melalui ayat-ayat yang menyentuh bidang filsafat, ia tuangkan bahasan-bahasan yang bersifat filsafi, melalui ayat-ayat yang menyentuh bidang teologi, ia tuangkan bahasan yang bersifat teollogi, dan tidak lupa tujuan membenarkan paham Asy’ariyah, melalui ayat-ayat yang menyentuh bidang fiqih, ia menyajikan perbincangan-perbincangan masalah fiqih dan seterusnya.
      Melalui tafsirnya ia tuangkan bahwa dalam Al-Quran itu mengandung berbagai aspek kehidupan dan realitas, menghendaki penguasaan banyak bidang pengetahuan bagi siap saja, baik secara sendiri-sendiri atau bekerjasama yang ingin menyingkapkan maksud al-Qur’an secara lengkap. Karena disana mengandung berbagai macam disiplin ilmu.
      Disamping kitab-kitab tersebut, masih banyak terdapat karya-karya beliau berupa manuskrip baik dalam tulisan Arab maupun tulisan Persia, Demikianlah Al Razi dalam karyanya.[6]

2.4  Pemikiran ar-Razi

      Keistimewaan pemikiran ar-Razi terletak pada keberaniannya menempatkan akal logis sebagai kriteria utama bagi setiap bentuk pengetahuan dan perilaku. Ar-Razi tidak memberi tempat bagi kekuatan irasional yang hanya berpijak pada kebiasaan (tradisi) ataupun intuisi mistis. Karena itu ia juga menolak doktrin-doktrin keagamaan yang dipandang tidak memiliki dasar pembenaran secara logis Hal ini menyebabkannya dituduh sebagai seorang atheis (al-mulhid) yang mempertuhankan akal.[7]

2.5  Refleksi Pemikiran Penulis

     Kekaguman penulis terhadap ilmuwan ar-Razi memang menjadi hal utama sehingga penulis mempunyai beberapa argumen dengan pemikiran sendiri bahwa ar-Razi ini merupakan seorang pemikir yang frontal dan mengedepankan jiwa nalarnya sehingga semua hal dapat disamaratan dengan berbagai doktrin yang ia kedepankan.
     Jiwa frontal dalam jiwa ar-Razi terbukti pada pemikirannnya yang bisa menempatkan semua hal dalam tataran logis. Semua intuisinya menjadikan sebuah hal doktrin yang menjadikannya terpacu untuk terus menapaki semua hal yang dianggapnya menyatu dalam dirinya sendiri. Ini berati bahwa jiwa frontal itulah yang bisa mengubah semua pemikirannya menjadi hal yang serba logis tidak dapat dipungkiri dengan berbagai karyanya yang gemilang membuat semua orang terkagum akan tetapi ada beberapa hal yang patut ditelaah lebih jauh tentang sepak terjang pemikiran dan jiwa ar-Razi. Catatan pentingnya ialah bahwa ar-Razi tidak membenarkan doktrin keagamaan yang dianggap tidak ada kebenarannya dalam pandangan ar-razi, hal ini merupakan salah satu sifat atheis yang melekat dalam diri ar-razi.

3.      Yusuf al-Qardhawi

3.1  Biografi al-Qardhawi

      Yusuf al-Qaradawi (lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926; umur 86 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern ini. Selain sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah dikeluarkan digunakan sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang mengkritik fatwa-fatwanya.
      Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
      Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
      Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rezim saat itu.
      Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
      Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
      Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.[8]

3.2  Disiplin Ilmu al-Qardhawi

      Al-Wardhawi merupakan tokoh ilmuwan muslim yang terkenal dalam dunia pendidikan Islam dengan berbagai disiplin ilmu yang bisa memajukan dunia pendidikan Islam. Beberapa disiplin ilmu yang dikuasi oleh al-Qardhawi yaitu Fiqh dan ushul Fiqh, Ekonomi Islam,Al-Quran dan As-sunnah, Akidah Islam, dan lain sebagainya[9].

3.3  Penemuan dan Karya al-Qardhawi

      Yusuf Qardhawi telah menulis berbagai buku dalam pelbagai bidang kelimuan Islam, seperti bidang sosial, dakwah, fiqh, demokrasi dan lain sebagainya. Buku karya Qardhawi sangat diminati uamt Islam di berbagai penjuru dunia. Bahkan, banyak buku-buku atau kitabnya yang telah dicetak ulang hingga puluhan kali dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
      Berikut sejumlah buku karya Qardhawi:
a.    Dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh. Sebagai seorang ahli fiqh, Qardhawi telah menulis sedikitnya 14 buah buku, baik Fiqh maupun Ushul Fiqh. Antara lain, Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam (Halal dan Haram dalam Islam), Al-Ijtihad fi al-Shari'at al-Islamiah (Ijtihad dalam syariat Islam), Fiqh al-Siyam ( Hukum Tentang Puasa), Fiqh al-Taharah (Hukum tentang Bersuci),Fiqh al-Ghina' wa al-Musiqa (Hukum Tentang Nyayian dan Musik ).
b.    Ekonomi Islam. Dalam bidang ekonomi Islam, buku karya Qardhawi antara lain, Fiqh Zakat, Bay'u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira; ( Sistem jual beli al-Murabah), Fawa'id al-Bunuk Hiya al-Riba al-Haram, (Manfaat Diharamkannya Bunga Bank), Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam), serta Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah (Peranan zakat dalam Mengatasi Masalah ekonomi).
c.    Pengetahuan tentang al-Quran dan al-Sunnah.Qardhawi menulis sejumlah buku dan kajian mendalam terhadap metodologi mempelajari Alquran, cara berinterakhsi dan pemahaman terhadap Alquran maupun Sunnah. Buku-bukunya antara lain Al-Aql wa al-Ilm fi al-Quran (Akal dan Ilmu dalam al-Quran), Al-Sabru fi al-Quran (Sabar dalam al-Quran), Tafsir Surah al-Ra'd dan Kayfa Nata'amal ma'a al-Sunnah al-Nabawiyyah (Bagaimana berinteraksi dengan sunnah).
d.   Akidah Islam. Dalam bidang ini Qardhawi menulis sekitar emnpat buku, antara lain Wujud Allah (Adanya Allah), Haqiqat al-Tawhid (Hakikat Tauhid),Iman bi Qadr (Keimanan kepada Qadar),
Selain karya diatas, Qardhawi juga banyak menulis buku tentang Tokoh-tokoh Islam seperti Al-Ghazali, Para Wanita Beriman dan Abu Hasan Al-Nadwi. Qardhawi juga menulis buku Akhlak berdasarkan Alquran dan al-Sunnah, Kebangkitan Islam, Sastra dan Syair serta banyak lagi yang lainnya[10].

3.4  Pemikiran al-Qardhawi

      Banyak orang yang mengenal Yusuf Al-Qardhawi dengan pemikiran Islamnya yang cemerlang demi kemajuan pendidikan Islam, kita bisa mengenal Pemikiran Salafinya.Yang dimaksud dengan “Pemikiran Salafi” di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur’an dan tuntunan Nabi SAW.

      Kriteria Manhaj Salafi yang Benar Adalah suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut :

1.        Berpegang pada nash-nash yang ma’shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh;
2.        Mengembalikan masalah-masalah “mutasyabihat” (yang kurang jelas) kepada masalah “muhkamat” (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath’i;
3.        Memahami kes-kes furu’ (kecil) dan juz’i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah fundamental;
4.        Menyerukan “Ijtihad” dan pembaharuan. Memerangi “Taqlid” dan kejumudan;
5.        Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend;
6.        Dalam masalah fiqh, berorientasi pada “kemudahan” bukan “mempersulit”;
7.        Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti;
8.        Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan;
9.        Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitinya;
10.    Menekankan sikap “ittiba’” (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat “ikhtira’” (kreativiti dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.

      Inilah inti “manhaj salafi” yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah berhasil mentransfer Al-Qur’an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan “negara ilmu dan Iman”. Membangun peradaban robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat dalam sejarah[11].

3.5  Refleksi Pemikiran Penulis

      Pandangan penulis terhadap ilmuwan terkemuka dan sangat gemilang dalam berbagai karyanya yaitu al-Qardhawi memang tidak bisa dipungkiri dengan berbagai kekaguman yang kini menjadi sebuah pemikiran. Pemikiran penulis bahwa al-Qardhawi ini merupakan tokoh transendentalis yang menekankan sisi tasawuf dan kedekatan dengan agama beda halnya dengan ar-Razi yang mengedepankan nalarnya. Dua perbedaan ini memang sangat mencolok antara ar-Razi dengan al-Qardhawi kalau ar-Razi dengan akal namun al-Qardhawi dengan hati.
Hal ini merupakan perbedaan filosofi yang menjadi titik kordinat yang jauh dalam keilmuan keduanya. Namun,  al-Qardhawi kalau dilihat dalam pendidikan islam jauh lebih unggul jikalau untuk ijtihad kepada Tuhan yang berkuasa sebagai zat yang membolak balikan semua ciptaaNYA.














B.     Referensi Pustaka dan Karya

Abdullah Faruq Nasution. 1995. Filsafat Manusia dan Implementasinya dalam Analisis Psikologi, Studi Perbandingan antara Konsep al-Razi dan S. Freud, Jakarta, Disertasi pada Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1995, hal. 69
Abdurrahman Badawi, dkk. 1963. A History of Muslim Philosophy. Wisbaden. hal. 435
Abqary, Ridwan. 2010. 101 Info Tentang Ilmuwan Muslim: Menambah Pengetahuan Seputar Ilmuan Muslim. Bandung: Mizan, hal.5
Azra, Azyumardi dan Maarif, Syafi’I.2003. Ensiklopedi Tokoh Islam, Dari Abu Bakr Sampai Nashir dan Qardawi. Jakarta : Hikmah
Iskandar, salman. 2007. 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids. Bandung: Mizan, hal. 165
Mehdi Nakosteen.1996.Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, Terjemahan Joko S. Kahhar. Surabaya: Risalah Gusti, hal. 213
Stroumsa, Sarah. 2006. Para Pemikir Bebas Islam. Jakarta: LKis, hal. 157
Sholikhin, Muhammad. 2010. Menyatu Diri dengan Ilahi. Yogyakarta: Narasi, hal. 98
Yasid, Abu.2004.  Islam Akomodatif ; Rekonstruksi Pemahaman Islam Sebagai Agama Universal.Jakarta: LKis  hal 22.
Yusuf Al –Qardhawi. 1980. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta : Bulan Bintang, hal.157.
Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, ahli bahasa Asad Yasin, (Jakarta : Gema Insani Pers, 1997), hlm. 16.



[1] Iskandar, salman. 2007. 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids. Bandung: Mizan, hal. 165
[2] Stroumsa, Sarah. 2006. Para Pemikir Bebas Islam. Jakarta: LKis, hal. 157
[3] Abqary, Ridwan. 2010. 101 Info Tentang Ilmuwan Muslim: Menambah Pengetahuan Seputar Ilmuan Muslim. Bandung: Mizan, hal.5
[4] Sholikhin, Muhammad. 2010. Menyatu Diri dengan Ilahi. Yogyakarta: Narasi, hal. 98
[5] Abdurrahman Badawi, Muhammad Ibn Zakariya ar-Razi, dalam M.M. Sharif (ed), A History of Muslim Philosophy, 1963,Vol. I, Otto Harrassowitz, Wisbaden, hal. 435
[6] Mehdi Nakosteen, Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, Terjemahan Joko S. Kahhar, 1996, Risalah Gusti, Surabaya, hal. 213
[7] Abdullah Faruq Nasution, Filsafat Manusia dan Implementasinya dalam Analisis Psikologi, Studi Perbandingan antara Konsep al-Razi dan S. Freud, Jakarta, Disertasi pada Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1995, hal. 69
[8] Azra, Azyumardi dan Maarif, Syafi’I.2003. Ensiklopedi Tokoh Islam, Dari Abu Bakr Sampai Nashir dan Qardawi. Jakarta : Hikmah
[9] Yasid, Abu.2004.  Islam Akomodatif ; Rekonstruksi Pemahaman Islam Sebagai Agama Universal.Jakarta: LKis  hal 22.
[10] Yusuf Al -Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), hal.157.
[11] Yusuf Al-Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, ahli bahasa Asad Yasin, (Jakarta : Gema Insani Pers, 1997), hlm. 16.