Monday, October 28, 2013

Makalah Ilmu Sosial Dasar

BAB I
PENDAHULAUAN

1.Latar Belakang
Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan. Kebudayaan ialah berkat akal budi manusia yang di pergunakan untuk memenuhi kehidupan jasmani dan rohaninya. Kebudayaan mencakup kelompok ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan sebagainya, dan komplek aktivitas, yaitu keadaan berpola dari masyarakat dalam masyarakat, serta benda-benda hasil karya manusia.
Dasar segi politis, Indonesia adalah suatu yang utuh. Akan tetapi dari dalam keanekaragaman budayanya secara jujur diakui masih terdapat jarak komunikasi di antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya pada seorang yang bergerak dari satu kelompok etnis yang lain. Konflik budaya tersebut acap kali bertaraf nasional. Oleh karena itu, kita harus mampu mengenal dan menyadari adalah masalah semacam ini, memiliki wawasan yang luas tentang soal-soal, kebudayaan, sehinga sanggup dan mampu memegang peranan dalam usaha-usaha pembangunan moderenisasi.
Selain daripada itu, dengan mempertahankan dan membentuk serta memupuk kepribadina bangsa, kita ingin mewujudkan cita-cita, yakni: membangun masyarakat yang modern yang sanggup menggunakana teknologi modern tanpa kehilangan kepribadian bangsa sendiri.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manusia dan kebudayaan?
2. bagimana menganalisis konsep kebudayaan?
3. apa perbedaan antara system budaya dan system social?
4. Masalah apa saja yang termasuk orientasi nilai budaya?
5. apa komponen kebudayaan itu?
6. apa saja peristiwa – peristiwa yang termasuk perubahan kebudayaan?
7. apakah hubungan kebudayaan dengan manusia serta pengaruhnya terhadap manusia itu sendiri?
8. apa perbedaan antara kebudayaan Barat-Timur serta pengaruhnya terhadap kebudayaan nasional?
3. Tujuan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan tentang hubungan dan pengaruh kebudayaan dengan manusia serta makna nilai – nilai luhur budaya spiritual bangsa yang terdapat dalam kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai bagian kebudayaan bangsa.




BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
A. Manusia
Manusia dalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk – makhluk lain. Kesempurnaan itu terletak pada adab dan budaya. Manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia.
Sebagai makhluk budaya, manusia mempunyai berbagai: kebutuhan yang bervariasi. Kebutuhan tersebut tidak mungkin dapat dipenuhinya sendiri dengan sempurna tanpa berhubungan dengan alam lingkungan dan manusia lain. Apabila manusia mengadakan hubungan dengan manusia lain, ini berarti bukan hanya sebagai makhluk budaya melainkan juga sebagai mahkluk social (zoo politicon).
B. Kebudayaan
Ada beberapa defenisi kebudayaan menurut para ahli yaitu sebagai beirkut:
v E.B Taylor
Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat – istiadat, serta kesempurnaan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
v Linton
Keseluruhan pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat
v Kluckhon dan Kelly
Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implicit, rasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial oleh perilaku manusia.
v Kroeber
Keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai – nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
v Herskovits
Bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
v Krober dan Kluchon
Pola perilaku eksplisit, dan implisit yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termaksud perwujudannya dalam benda-benda budaya.
v Selo Soemardjan & Soeleman Soemardi
Semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
v Koentjaningrat
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan-tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan defenisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal penting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
2. Konsep Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan
Konsep kebudayaan
Menganalisis konsep kebudayaan perlu dilakukan dengan pendekatan dimensi wujud dan isi dari wujud kebudayaan.
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
a.) Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
b.) Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi.
c.) Wujud sebagai benda/ hasil karya manusia.
Unsur-unsur kebudayaan
Menurut konsep B. Malinowski, kebudayaan didunia mempunyai tujuh unsur universal, yaitu:
1.) Bahasa.
2.) Sistem teknologi.
3.) Sistem mata pencaharian.
4.) Organisasi social.
5.) Sistem pengetahuan.
6.) Religi.
7.) Kesenian.
3. Sistem budaya dan sistem social
- Sistem budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama masyarakat.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia.
- Sistem Sosial
Sistem social merupakan realitas-realitas social di masyarakat tiap-tiap sistem social terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam dua arti, yaitu:
1. Relasi-relasi sendiri antara orang-oarang bersifat agak mantap dan tidak cepat berubah.
2. Perilaku-perilaku mempunyai corak atau bentuk yang relative mantap. Dalam suatu sistem social, paling tidak harus terdapat hal, yaitu:
1. Dua oaring atau lebih
2. Terjadi interaksi diantara mereka
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur, symbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.
Unsur-unsur sistem social ada sepuluh, yaitu:
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentiment)
3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita
4. Norma
5. Kedudukan peranan (status)
6. Tingkatan atau pangkat (tranle)
7. Kekuasaanatau pengaruh (power)
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangan (stress-strain)
4. Orientasi Nilai Budaya
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakikat hidup manusia (MH)
2. Hakikat karya manusia (MK)
3. Hakikat waktu manusia (MW)
4. Hakikat alam manusia (MA)
5. Hakikat hubungan manusia (MM)
Hakiakat Hidup
(MH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Hakikat Kerja
(MK) Karya itu untuk
Nafkah hidup Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya. Karya itu untuk menambah karya.
Persepsi Manusia
Tentang waktu
(MW) Orientasi kemasa kini Orientasi kemasa lalu Orientasi ke masa depan
Pendangan manusia terhadap alam
(MA) Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat Manusia berusaha menjaga keselamatan dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam
Hakikat hubungan
Antara manusia dengan sesamanya
(MM) Orientasi kolateral (horizontal), masa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong-royong) Orientasi vertical, rasa kebergantungan pada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri.
Sistem-sistem nilai di Amerika telah diteliti oleh Williams (1960). Diperoleh informasi adanya orientasi nilai-nilai yang dianut oelh warganya, yaitu:
1. Hasil usaha dan keberhasilan dipentingkan oleh pribadi
2. Menenekankan pada aktivitas dan pekerjaan
3. Memandang dunia dari segi moral
4. Mementingkan mores (adat istiadat) kemanusiaan
5. Menghargai efisiensi dan kepraktisan
6. Orientasi ke masa depan (kemajuan)
7. Berorientasi kepada materi
8. Berkeyakinan pentingnya persamaan derajat
9. Menghargai kebebasan
10. Menyesuaikan diri terhadap dunia luar
11. Mementibgkan segi rasio dan ilmu pengetahuan
12. Memiliki patriotisme
13. Berkeyakinan terhadap demokrasi
14. Berkepribadian individualisme
15. Mempunyai tema rasional dan superioritas kelompok
5. Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas 2 koponen utama:
1. Kebuyaan material, mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konrit.
2. Kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi.
6. Perubahan Kebudayaan dan Penyesuaian diri antara Budaya
Peristiwa-peristiwa perubahan Kebudayaan:
1. Cultural lag, yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat.
2. Cultural survival, yaitu suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat.
3. Pertentangan kebudayaan (cultural conflict), hal ini terjadi sebagai akibat relatifnya kebudayaan yang menyebabkan konflik langsung antar kebudayaan.
4. Guncangan kebudayaan (culture shock), yaitu penyakit mental yang tak disertai oleh korbannya dimana seseorang tiba-tiba dipindahkan kedalam suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan sendiri.
Ada 4 tahap yang membentuk siklus culture shock:
1. Tahap inkubasi, kadang-kadang disebut tahap bulan madu, sebagai suatu pengalaman baru yang menarik.
2. Tahap krisis, ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban culture shock.
3. Tahap kesembuhan, korban mampu melampaui tahap kedua, hidup engan damai.
4. Tahap penyesuaian diri, sekarang orang tersebut sudah membanggakan sesuatu yang dilihat dan dirasakannya dalam kondisi yang baru itu, rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadappenyesuaian diri antar budaya adalah:
1. Besar-kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimaksukinya.
2. Pekerjaan yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukannya itu dapat ditolerir dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya.
3. Suasana lingkungan tempat ia berada.
4. Enkulturasi (pembudayaan), yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
5. Akulturasi, yaitu proses social yang timbul bertemu suatu keudayaan tertentu dengan unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.
6. Difusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia.
7. Hubungan Manusia dengan Keudayaan
Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, begaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dapat mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Manusia itu adalah tertinggi dan mempunyai kedudukan yang istimewa.
Islam menyatakan dalam Al-Qur’an:
“Kami muliakanlah anak-anak Adam, kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra’:70)
“Tuhan yang mejadikan bumi buat kamu untuk tempat tinggal dan langit menjadi atap, dan dibentuk-Nya rupamu dan dibuat-Nya rupamu yang baik serta diberi-Nya kamu rezeki denganbarang-barang yang baik.” (QS. Al-Mukmin:64)
“Tuhan berfirman kepada Malaikat: Aku menempatkan khalifah di bumi.” (QS. Al-Baqarah:30).
Manuisa mencipta diri apa yang ada. Ciptaan manusia yang dinamakan kebudayaan.
8. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kepribadian Manusia
Kebudayaan tidak bias lepas dari kepribadian imndividu melalui proses belajar yang disebut sosialisasi. Kepribadian/watak tiap-tiap individu pasti juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Sebaliknya, kebudayaan suatu masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseoarang. Suatu individu dalam suatu masyarakat,walaupun berbeda-beda satu sama lainnya, distimulasi dan depengaruhi oelh nilai-niai dan norma-norma dalam sistem budaya dan juga olehsistem social yang telah di internalisasikan (diserap dalam dirinya) melalui proses sosialisasi dan proses pembangunan selama hidup sejak masa kecilnya.
Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian Manusia
Bagan diatas menjelaskan hubungan antara kepribadian dan kebudayaan. Kepribadian mengacu pada cirri-ciri khas dan sifat-sifat yang mewakili sikap atau tabiat seseorang. Termasuk didlam konsep kepribadian adalah pola-pola pemikiran, perasaan, konsep diri, mentalitas, perangai, dan segala kebiasaan-kebiasaan. Indifidu dan perilakunya di sesuaikan dengan masyarakat dan kebudayaannya.
- Kepribadian umum dan dasar
Pada tiap-tiap masyarkat terdapat pola-pola kebudayaan sendiri yang tidak memiliki oleh mayarakat lainnya. Dari sini akan memunculkan karakteristik kepribadian sesuatu masyarakat. Du bois menyebutnya dengan kepribadian umum. Kepribadian umum suatu masyarakat dengan masyarakat mengembangkan kebudayaannya. Sendiri / tipe kepribadian yang sesuai dengan kebudayaannya. Selain itu tiap masyrakat juga memiliki kepribadian dasar. Kepribadian dasar itu adalah karena indifidu anggota masyarakat itu mendapat pengaruh lingkungan kebudayan setempat yang sama selama masa pertumbuhannya.
- Kebudayaan dan watak
Sesuatu kebudayan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakat. Kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai benda budaya hasil karya mereka.
9. Barat dan Timur diantara Kebudayaan Nasional
Nilai Budaya Barat
Barat dalam pikirannya cenderung menekankan dunia objektif dari pada rasa sehingga hasil pola pemikiran demikian membuahkan sains dan teknologi. Barat dalam cara berpikir dan hidupnya lebih tepikat oleh kemajuan material dan hidup sehingga tidak cocok dengan cara berpikir untuk meninjau makna hidupnya.
Menurut Ta Thi Anh (1975) ada tiga nilaiyang penting yang mendasari semua nilai Barat, yakni martabat manusia, kebebasan, dan teknologi.
Dalam hal manusia, mereka beranggapan bahwa manusia adalah ukuran bagi segalanya. Maksudnya, manusia mempunyai kemampuan untuk menyempurnakan hidupnya sendiri dengan syarat bertindak tolak dari rasio, intelek, dan pengalaman (Dovothy L.Marx, 1983). Manusia oleh Barat dipandang sebagai pusat segala sesuatu yang mempunyai kemampuan rasional, kreatif, dan estetik sehingga kebudayaan Barat menghasilkan beberapa nilai dasar seperti demokrasi, lembaga social, dan kesejahteraan ekonomi.
Kebudayaan barat memperkenalkan unsure-unsur budaya sebagai berikut : Ilmu pengetahuan, teknologi, sistem social, system ekonomi, peralatan, bahasa eropa, kesenian (sastra, tari, musik, bangunan ) dan agama Kristen. Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsur penting bagi terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Pengaruh kebudayaan barat sangat nyata dengan adanya proses modenisasi kehidupan masyarakat kita.
Nilai budaya timur
Nilai budaya timur pada intinya banyak bersumber dari agama- agama yang lahir di dunia timur.Berpikir secara timur tidak bertujuan menunjang usaha- usaha manusia unuk menguasai dunia dan hidup secara teknis, sebab manusia timur lebih menyukai intuisi dari pada akal budi.
Nilai budaya yang di pengaruhi oleh agama Hindu dan budha membuat kebijasanaan timur bersifat kontemplatif, tertuju kepada tinjauan kebenaran. Nafsu untuk memperoleh hikmah atau kerinduan akan keselamatan dunia, dan kebebasan diri dari penderitaan dunia semua tidak terletak pada akal budinya, tetapi di lalui dengan meditasi, tirakat (ascetic), dan mistik. Budaya timur menginginkan kekayaan hidup, bukan kekayaan benda, tenang tenteram, menyatu diri, fatalisme, pasivitas, dan menarik diri.
Reaksi dan Sikap Budaya Timur
Menurut Alfian (1985,36) ada tiga pola atau corak reaksi dalam menghadapi tantangna kebudayan Barat, yaitu:
1. Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan Barat.
2. Corak yang sama sekali antikebudayaan Barat
3. Corak reaksi yang berusaha melihat pembenturan kebudayaan Timur dengan Barat secara realistis dan kritis.
Kebudayaan nasional hanya berusaha mengadakan sinteisi antara nilai budaya Barat dan nilai budaya Timur, atau perpaduan keduanya secara selektif.
Kebudayaan Nasional Indonesia
Ada dua pendapat tentang kebudayaan Nasional, yaitu:
1. kebudayaan Nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi Nusantara ini.
2. Kebudayaan Nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru.
Rumusan tentang kebudayaan nasional dapat dikelompokkan kedalam dua aliran, yaitu:
1. Keindonesiaan sebenarnya sudah sejak dahulu kala, mulai dari adapt, seni, dll. Perlu diusahakan oleh bangsa Indonesia dalam membangun kebudayaan nasionalnya ialah bagaimana memperbaharui kebudayaan dengan memperluas dasar kebudayaan Indonesia melalui cara memadukan materialisme, perasaan, telektualisme, dan individualisme (Barat) dengan spiritualisme, perasaan, dan kolektivisme (Timur). Aliran pertama ini dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara c.s.
2. Aliran yang dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana menghandaki penciptaan kebudayaan nasional Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsure-Barat yang dinamis. Kebudayaan nasional yang baru itu dengan sendirinya mencerminkan pula watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang berbeda dengan watak dan kepribadian sebelumnya (masyarakat dan kebudayaan pra-Indonesia)
Berdasarkan fungsinya, kebudayaan nasional menurut Koentjaraningrat adalah:
a. Suatu system gagasan dan perlambang yang, memberi identitas kepada Negara Indonesia.
b. Suatu system gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga Negara warga Indonesia yamg bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian dapat memperkuat solidaritas.
Syarat kebudayaan nasional Indonesia sebagai suatu system gagasan dan perlambangan yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan hasil karya warga Indonesia
2. Mengandung cirri-ciri khas Indonesia
3. Hasil karya warga Indonesia yang dinilai tinggi oleh warganya dan menjadi kebanggaan semua.
Beberapa kebudayaan nasional yang bias diterima dan dihayati oleh seluruh bangsa Indonesia secara nasional adalah:
1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar 1945 (UUD 45)
3. Sumpah pemuda 28 oktober 1928
4. Bendera merah-putih, lagu Indonesia Raya dajn Lambang Garuda
5. Bahasa Indonesia
6. Kepercayaan kepada roh nenek moyang
7. Sikap ramah dan gotong royomg
8. Modernisasi dan pembangunan
Pengaruh Budaya Luar terhadp Masyarakat Indonesia
1. Pengaruh Positif
- kemajuan di bidang IPTEK
- Perangsang percepatan perkembangan masyarakat Indonesia dengan demikian akan memperkaya kebudayaan.
2. Pengaruh Negatif
- Mempengaruhi etiket dan moral bangsa Indonesia khususnya generasi muda yang mudah terpengaruh.
- Gaya hidup bebas
- Cara berpakaian yang minim
- dsb
BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
- Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dimana kesempurnaan itu terletak pada adapt dan budayanya.
- Kebudayaan adalah kenyataan yang dilahirkan manusia dengan perbuatan.
- Belajar merupakan hal penting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
- Ada tiga wujud kebudayaan yaitu sbb:
1. Bahasa
2. System teknologi Sistem mata pencaharian
3. Organisasi social
4. Sistem pengetaghuan
5. Religi
6. Kesenian
- Komponen kebudayaan terdiri dari kebudayaan Material dan nomaterial
- 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1. Masalah hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakikat waktu manusia (MW)
4. Hkekat alam manusia (MA)
5. Hakikat hubungan manusia (MM)
- Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaaan:
1. Cultural atau lag
2. Cultural sufifal
3. Pertentangan kebudayaan (cultural conflick)
4. Guncangan kebudayaan (cultural shock)
5. Enculturasi
6. Akulturasi
7. Difusi
- Manusia mencipta dari apa yang ada. Ciptaan manusia yang dinamakan kebudayaan atau kebudayaan tidak bias lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang disebut sosialisasi atau nilai Barat ;lebih terpikat oleh kemajuan materil sedangkan nilai Timur menginginkan kekayaan hidup (hati). Atau ada 2 pendapat tenyang kebudayaan nasional, yaitu:
1. Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari suku-suku yang menghuni bumi nusantara ini.
2. Kebudayaan nasional adalah hasil sitesa dari jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru.

0 comments :

Post a Comment