ISTIFHAM DAN
ADATNYA
A.
Pengertian
Istifham
Secara
Etimologi, kata al-istifhām (الإستفهام
) berakar kata dari bahasa Arab, yaitu kata fahima (فهم) yang artinya ia telah paham atau ia
telah tahu, yang mendapat tambahan huruf alif (ا), sin (س), dan ta (ت), menjadi istifhāmun (إستفهام) yang memiliki arti minta untuk
diberitahukan.
Sedangkan
menurut terminologi, berikut beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa
orang ahli:
§ Menurut Al-Jarim dan Amin (2005:273), pengertianal-istifhāmu (الإستفهام)
ialah mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
§ Menurut pendapat Al-Hasyimi (1960:85):
الإستفهام
هو طلب العلم بشئ لم يكن معلوما من قبل
“Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum
diketahui sebelumnya”.
§ Dan menurut Dayyab, dkk. (2004 : 430):
الإستفهام
هو طلب العلم بشئ
“Istifham adalah mengharapkan untuk
mengetahui sesuatu”.
Dari
defenisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Istifham
adalah “suatu ucapan yang dipergunakan untuk menanyakan sesuatu agar si penanya
mengetahuinya”.
Adawatatau alat istifham itu terdiri dari sebelas kata, yaitual-hamzatu (الهمزة),
hal(هل), ma (ما), man (من),
mata (متى),
kaifa (كيف),
aina (أين), ayyana (أيّان),
anna (أنىّ), kam (كم), dan ayyu (أيّ).
Sedangkan
klasifikasi adawatistifham itu sendiri terbagi menjadi
dua, yaitu huruf istifham dan isim istifham.
(Hasyimi, 1960:85). Dananna (أنىّ)
termasuk salah satu dari isimistifham. Untuk pengertian isimistifham sendiri, Al-Gulayayni (2007:91) mengemukakan
pendapatnya seperti berikut:
اسم الإستفهام هو اسم مبهم يستعلم به عن شيء
“Isimistifham
adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau mencari kejelasan
tentang sesuatu”.
Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu yang
berakal, atau tidak, yang lalu maupun yang akan datang. Istifham itu ada
yang khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal
yang meragukan maupun hal yang pasti. (Nurkholis dkk, 2005:276)
Terkadang
kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya kepada makna lain yang dapat diketahui melalui
susunan kalimat, sehingga fungsi istifham di sini bukan sebagai kata
tanya lagi, hal ini terjadi karena siyāqu alkali (سياق الكلام) atau rasa bahasa pada kalimat yang dimasuki
adawatistifham. (Al-jarim danAmin, 1999:218)
Oleh
karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk diartikan sebagai kalimat
tanya, melainkan dapat mengandung beberapa makna berikut, diantaranya yaitu menunjukkan
makna “meniadakan”/annafyu (النّفي),
“ingkar”/inkaru (الإنكار), “penegasan”/at-taqriru
(التقرير), “celaan”/at-taubikhu (التوبيخ), “mengagungkan atau membesar-besarkan”/at-ta’zimu
(التّعظيم), “menghinakan”/at-tahqiru (التحقير), dan lainsebagainya. (Dayyabdkk, 2004 :
437-439)
Salah
satu contoh isimistifhamanna (أنىّ)
yang keluar dari makna aslinya terdapat dalam surat al-Fajr ayat 23 berikut:
“Dan pada hari itu
diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari ituingatlah manusia, akan tetapi
tidak berguna lagi mengingat itu baginya”.
(Qs.Al-Fajr:23)
Istifham pada ayat di atas mempergunakan isimistifhamanna (أنىّ). Maknaayat di atas adalahannafyu (النّفي) atau meniadakan, menginkari, menyangkal,
yang artinya penyesalan pada saat itu
tidak ada gunanya lagi. (Al-Mahalli dan As-Suyuthi, (Jilid IV) 2005:2721).
B.
Adat Istifham
Seperti
yang telah disinggung diatasa, adawatistifham atau alat kata tanya yang
biasa digunakan dapat berupa al-hamzah (أ), hal (هل), ma (ما ), man (من),
mata (متى ), kaifa (كيف ), aina ( أين),
ayyana (أيّان), anna (أنىّ), kam (كم),
dan ayyun (أيّ).
Sedangkan
untuk adat istifham beserta maknanya yang hakiki dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Al-hamzah (أ),
Adawatulistifham hamzah digunakan untuk yang berakal, contohnya:
اَطَلَعَةِالشَمْشِ؟
(Apakah matahari telah terbit?)
2.
Hal (هل)
Adawatistifham hal digunakan juga untuk makhluk yang berakal, contoh
kalimatnya:
هَلْ اَنْتَ زَيْدٌ؟
(Apakah Engkau Zaid?)
3.
Man (من)
Adawatistifhamman digunakan
untuk menanyakan makhluk yang berakal. Contoh kalimat tanya:
مَنْ هذَالرَجُلُ؟
(Siapa laki-laki ini?)
4.
Maa (ما)
Adawatistifhammaa ini
digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Contohnya kalimat tanya:
مَالْاِسْرَاف؟ (Berlebihankah itu?)
5.
Mata (متى)
Adawatistifham mata ini
digunakan untuk menanyakan keterangan waktu (zaman waktu), baik yang lalu
maupun yang akan datang. Contohnya:
مَتَى يَعُوْدُ الْمُسَافِرُوْنَ؟ (Kapankah para musafir
itu kembali?)
6.
Ayyaana (ايان),
Adawatistifhamayyana
ini digunakan untuk menanyakan keterangan waktu yang akan datang
secara khusus, tetapi merupakan masa yang mengejutkan dan dikategorikan
bersejarah, bukan masa yang lain. Contohnya:
يسأل
أيان يوم القيامة (Ia bertanya, kapankah
hari kiamat itu terjadi?)
7.
Kaifa (كيف)
Adawatistifhamkaifa ini
digunakan untuk menanyakan keterangan keadaan, menuntut menentukan suatu keadaan
tertentu. Contoh:
كَيْفَ اَنْتَ؟ (bagaimana keadaan kamu?)
8.
Aina (أين)
Adawatistifhamaina ini
diguankan untuk menayakan keterangan tempat.Contohnya:
أَيْنَ الطَبِيْبَ؟ (Dimanakah dokter itu?)
9.
Anna ( انى)
Adawatistifhamannaini mempunyai
tiga makna yang berbeda, yaitu:
1. Sama dengan makna kaifa. Contoh
: annaayuhyiihadzihiallaahuba’damautihaa? (bagaimana Allah menghidupkan
kembali negeri ini setelah hancur?)
2. Sama dengan makna min
aina. Contoh: yaamaryamuannaa laki hadzaa? (hai Maryam dari mana
kamu memperoleh ini?)
3. Sama dengan maknamataa.
Contoh: zidannaasyi’ta? (tambahkan kapankah kamu suka?)
10.
Kam ( كم)
Adawatistifhamkamini digunakan untuk menanyakan keterangan jumlah.Contohnya kalimat
tanya:
كَمْ
لَبِسْتُمْ؟ (berapa lama kalian tinggal?)
11.
Ayyu (أي)
Adawatistifhamayyu
ini digunakan untuk menanyakan dan menghendaki perbedaan antara
salah satu dua hal yang berserikat dalam satu urusan yang meliputinya. Contohnya:
اى
الْفَرِقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا (manakah diantara kedua
golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya?).
Istifhamayyu juga digunakan untuk menanyakan tentang masa, tempat,
keadaan,bilangan, jumlah, makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai
dengan lafadz yang disandarinya .
C.
Adat Istifham
dan Maknanya yang Ghairu Hakiki
1. Amar
(perintah ), contoh :
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
2. Nahi
(larangan ), contoh:
“Mengapakah kamu tidak memerangi
orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras
kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi
kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk
kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
3. Taswiyah
(mempersamakan), contoh:
“Sesungguhnya orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan beriman.”
4. Nafi’(meniadakan),
contoh:
“Tidak ada Balasan kebaikan kecuali
kebaikan (pula).”
5. Ingkar, contoh:
“Apakah
kamu menyeru (tuhan) selain Allah?, Apakah Allah tidak cukup untuk melindungi
hamba-hamba-Nya.”
6. Tasywiiq
(untuk merindukan), contoh:
“ Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari
azab yang pedih?”
7. Isti’nas
(untuk menyenangkan hati), contohnya:
“Apakah
itu yang di tangan kananmu, Hai Musa?”
8. Taqrir
(menetapkan), contoh:
“Bukankah Kami telah melapangkan
untukmu dadamu?”
9. Tahwil
( mengejutkan atau mnakjubkan), contoh:
“1.
hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu?, 3. dan tahukah kamu apakah hari kiamat
itu?”
10. Istib’ad
(menganggap jauh), contoh:
“ Bagaimanakah mereka dapat menerima
peringatan, Padahal telah datang kepada mereka seorang Rasul yang memberi
penjelasan”
Dan
masih banyak lagi adawatistifham yang digunakan namun tidak dengan makna
hakikinya, terutama hal ini banyak ditemukan dalam al-Qur’an.
0 comments :
Post a Comment