BAB I
PENDAHUULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi sekarang ini banyak orang yang
menganggap bahwa pendidikan itu adalah suatu hal yang sangat penting. Melalui
pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, ia dapat memperoleh hal positif dalam
proses mengembangkan kehidupannya kearah yang lebih baik. Oleh karena itulah
banyak pula hal positif yang di peroleh dalam berbagai bidang dengan adanya
suatu lembaga pendidikan.
Kegiatan
pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan,
lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri
anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang,
keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk
di dalamnya adalah pendidikan.
Di
dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat
akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan
mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan
pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara
bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam
mengaktifkan anak.
Lembaga
pendidikan terbagi menjadi dua yaitu lembaga pendidikan formal dan pendidikan
non formal. Lembaga pendidikan formal secara istilah adalah badan pendidikan
yang diselenggarakan di tempat tertentu (kelas) yang pendidikannya mempunyai
jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah
sampai pendidikan tinggi. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa
rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT.
Pendidikan non-formal merupakan pendidikan
alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan
bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis
pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan
kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya
yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari sekian banyak uraian di atas, maka sudah tentu
lembaga-lembaga pendidikan yang ada memiliki peranan, fungsi dan sumbangsih
besar bagi terbentuknya individu yang dewasa, yang mandiri dan memiliki
kecakapan intelektual dan emosional yang mantap.
Agar dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh hasil
yang diinginkan maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan
masalah itu adalah sebagai berikut:
1. Apakah fungsi dan peranan, serta
tanggung jawab lembaga pendidikan keluarga ?
2. Apakah fungsi dan peranan, serta
tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah ?
3. Bagaimana lembaga pendidikan yang
terjadi di masyarakat ?
C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat kita ambil dari
makalah ini adalah:
ü Mahasiswa dapat menambah wawasan
tentang lembaga pendidikan
ü Mahasiswa dapat menambah pengetahuan
tentang apa fungsi lembaga pendididkan
ü Mahasiswa dapat mengetahui
macam-macam lembaga pendidikan di Indonesia.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah
tentang lembaga pendidikan ini adalah:
ü Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan
ü Untuk menambah wawasan tentang
Lembaga Pendidikan baik pengertian, fungsi dan macam-macamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
A.
Hakikat Lembaga Pendidikan
1. Pengertian
Lembaga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga
mempunyai beberapa arti, yaitu:
1). Asal mula (yang akan menjadi
sesuatu), bakal (binatang, manusia, atau tumbuhan);
2). Bentuk (rupa, wujud) yang asli;
3). Acuan, ikatan;
4). Badan yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan
keilmuan atau melakukan suatu usaha.
Istilah lembaga umumnya berkaitan
erat dengan istilah lain, yaitu institusi atau organisasi, yaitu mengacu pada sebuah
sarana dan perangkat yang digunakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
- Pengertian
Pendidikan
Secara kebahasaan, seperti yang tercantum dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan,
sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam
masyarakat di mana dia hidup, serta proses sosial dimana orang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal.
- Pengertian
Lembaga Pendidikan
Terdapat beberapa pendapat tentang
pengertian lembaga pendidikan,antara lain;
a. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati Lembaga
Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.
b. Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati Lembaga
Pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
bersamaan dengan proses pembudayaan.
c.
Menurut Hasbullah Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses
pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
d. Menurut
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya pendidikan, khususnya
pada tiga lingkungan utama yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Jadi, lembaga pendidikan adalah
tempat berlangsungnya proses pendidikan.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah
institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal maupun non-formal, mulai
dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang
bersifat umum maupun khusus. Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi
sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga. Dalam
lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai kehidupan
bermasyarakat yang lebih luas.
Mengingat
pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membangun manusia seutuhnya,
maka perlu dikatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam
menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Sebagaimana kita ketahui, manusia
pada dasarnya mengalami proses sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi
primer dilakukan dalam lingkungan keluarga semenjak anak dilahirkan. Sedangkan
sosialisasi sekunder dialami ketika anak memasuki usia sekolah, dimana anak
mengalami sosialisasi yang lebih luas dalam melihat dunianya. Sosialisasi dalam
keluarga merupakan modal dasar untuk meneruskannya dalam sosialisasi sekunder.
Lembaga pendidikan merupakan suatu
lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi, yang
bertujuan untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis sesuai
dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks. Dengan demikian, lembaga
pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan
pendidikan secara substansial.
Jika berbicara mengenai hubungan lembaga
pendidikan itu sendiri dengan lembaga sosial lain, maka dapat dikatakan bahwa lembaga pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan lembaga sosial
yang lainnya.
Hubungan lembaga
pendidikan dan lembaga politik adalah sekolah
memiliki peran untuk menjalankan proses sosialisasi politik. Dari pembelajaran
yang ada di sekolah, biasanya seorang siswa akan dikenalkan pula dengan dunia
perpolitikan yang ada di tanah air dan sikap yang seharusnya dilakukan oleh
para politisi. Selain itu, lembaga pendidikan juga memiliki peran laten untuk
mempertahankan kekuasaan seseorang di bidang pendidikan. Misalnya, tingginya
tingkat ketidak lulusan siswa di suatu daerah dapat menyebabkan jabatan seorang
kepala dinas pendidikan daerah tersebut dipindah tugaskan di bidang lain.
Hubungan antara lembaga
pendidikan dengan lembaga ekonomi adalah sekolah
memiliki peran untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli yang berkompeten di sektor
formal yang telah siap pakai. Dengan kata lain, sekolah memiliki peran penting
dalam menyiapkan SDM yang berguna untuk keberlangsungan kegiatan ekonomi.
Selain itu, dalam hal ekonomi erat pula kaitannya dengan ketersediaan fasilitas
yang disediakan oleh sekolah. Melihat kondisi saat ini, terkadang tidak semua
siswa mendapatkan fasilitas yang sama, itu semua tergantung pada jumlah uang
yang dibayarkan pada sekolah. Semakin tinggi membayar sekolah, semakin lengkap
pula fasilitasnya. Termasuk di dalamnya, lembaga pendidikan juga merupakan
salah satu cara untuk mencapai ketenangan hidup dan kecukupan gaji untuk
kesejahteraan guru. Namun, kini di sebagian kota besar sekolah telah mengalami
bisnisisasi. Jadi, semakin baik, terkenal dan lengkap fasilitasnya, biaya
sekolah akan lebih mahal lagi. Segala sesuatu menjadi sebuah bisnis bagi pihak
sekolah saat sekolah telah berubah orientasi menjadi berorientasi bisnis dan
harta semata, bukan lagi pada pendidikan. Jika hal ini semakin banyak terjadi,
maka kualitas pendidikan pun juga akan menurun secara drastis.
Hubungan lembaga
pendidikan dengan lembaga agama terletak pada
terjaminnya kehidupan beragama dalam kehidupan sekolah. Sekolah juga dapat
menjadi sarana untuk pengembangan religiusitas siswa. Biasanya, sekolah umum
memiliki beberapa program untuk meningkatkan tingkat keimanan siswa pada
agamanya masing-masing. Dalam sekolah, juga diajarkan mengenai apa saja yang
dilarang oleh agama, sehingga lembaga pendidikan juga dapat menjadi salah satu
lembaga pengendalian sosial.
Hubungan lembaga
pendidikan dengan lembaga keluarga adalah saat
orang tua mempercayakan sekolah untuk memberi pendidikan untuk putra-putri
mereka. Dari hubungan ini akan terbentuk sebuah kedekatan antara sekolah dan
orang tua. Oleh sebab itu, banyak yang menyebut guru sebagai orang tua di
sekolah. Sekolah juga melanjutkan fungsi keluarga, yaitu edukasi atau
pendidikan. Orang tua memberikan pendidikan dasar untuk beradaptasi dan
berhubungan dengan masyarakat. Kemudian sekolah menyempurnakannya dengan
mengenalkan anak pada masyarakat yang sesungguhnya dan secara luas, termasuk
memberikan pengajaran berbagai macam ilmu.
B.
Macam-macam Lembaga Pendidikan
- Lembaga
Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan formal secara istilah adalah badan
pendidikan yang diselenggarakan di tempat tertentu (kelas) yang pendidikannya
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi. Dari pengertian tersebut kita
tahu bahwa lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Karena proses belajarnya
diadakan ditempat tertentu yaitu gedung sekolah, secara teratur atau sistematis,
serta berlangsung mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi,
berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.
Pendidikan formal yang sering disebut
pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku,
misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan non formal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga
pendidikan Negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia Mulai dari
anak tukang sapu jalan, anak tukang dagang martabak mesir, anak tukang jamret,
anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi Negara, dan sebagainya harus
bersekolah, minimal 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang
lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk
masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan
yang berlangsung di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan
dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan
hierarki.
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan
relative homogen.
3. Waktu pendidikan
relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak
bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan
sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.
- Lembaga
Pendidikan Non-formal
Pendidikan non-formal merupakan pendidikan
alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan
bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis
pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan
kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya
yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non-formal tidak bisa di pandang
sebelah mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal
penguasaan dan pengembangan keterampilan fungsional. Selain itu pendidikan non
formal lebih berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta
didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat
waktu dan biaya.
Pendidikan non-formal mempunyai fungsi
membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan
dirinya sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman.
Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan
pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan
substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan pemutakhiran
(updating), pendidikan/pelatihan keterampilan dan pendidikan
penyesuaian/penyetaraan.
Untuk
mengoptimalkan kualitas, pendidikan non-formal terus mengalami perkembangan
sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih menekankan pada
kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam pelaksanaan proses
belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsip-prinsip pengembangan
yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media, penilaian dan sumber atau
bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai sesuai dengan standar
kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis kompetensi, diharapkan mampu
untuk bersaing di era globalisasi saat ini.
C.
Fungsi Lembaga Pendidikan
Secara garis besar, lembaga
pendidikan memiliki dua kategori fungsi,
yaitu fungsi manifest dan fungsi laten.
a. Fungsi manifest ialah fungsi yang
tercantum dalam kurikulum di setiap lembaga pendidikan khususnya pada lembaga
pendidikan formal. Fungsi manifest dari lembaga pendidikan adalah :
- Mempersiapkan
anggota masyarakat untuk mencari nafkah,
- mengembangkan
bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan
masyarakat,
- melestarikan
kebudayaan, dan
- menanamkan
keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
b. Fungsi laten ialah fungsi yang
tersembunyi. Fungsi laten lembaga pendidikan menurut Horton dan Hunt adalah :
- Pemupukan keremajaan, adanya
sekolah memungkinkan diperpanjangnya usia remaja dan penundaan masa
dewasa. Dengan bersekolah, sang anak memperpanjang ketergantungan anak
pada orang tua dan mencegah masuknya anak dalam angkatan kerja.
- Pengurangan pengendalian orang
tua, adanya sekolah juga menanamkan nilai baru yang terkadang bertentangan
dengan yang diajarkan orang tua di rumah sehingga sekolah memperlemah
pengendalian orang tua terhadap anak. Sekolah mengajarkan aturan baru
seperti kespesifikan, otonomi dan universalisme – aturan yang di rumah
tidak terlalu dipupuk.
- Penyediaan sarana untuk
pembangkangan, lembaga pendidikan memiliki potensi untuk menanamkan nilai
yang menjadi dasar bagi pembangkangan terhadap masyarakat. Oleh karena
itu, sekolah dan orang tua sering berbeda paham mengenai pelajaran yang
diberikan kepada anak – misalnya pelajaran mengenai seks.
- Dipertahankannya sistem kelas sosial,
lembaga pendidikan juga memiliki fungsi untuk mempertahankan sistem
stratifikasi sosial yang ada dengan mensosialisasikan anak untuk menerima
sistem perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada.
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Setelah memperhatikan isi dari
pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai lingkungan pertama,
bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai
makhluk individu, sosial, susila dan religius.
2. Sekolah sebagai lingkungan kedua
bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar
mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari individu yang cerdas, akan
lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan masalahnya sendiri.
3. Masyarakat sebagai lembaga ketiga
memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang
pengoptimalan perkembangan diri setiap individu.
B. KRITIK
DAN SARAN
Bertitik tolak dari penulisan
skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya keseriusan dan
kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga pendidikan sebagai
usaha untuk pendewasaan diri yang optimal.
2. Hendaknya masing-masing lembaga
pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Dengan hasil karya ini, semoga
memberikan warna baru bagi pelaku-pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan
diri dalam menjalani pendidikan seumur hidup.
4. Penulisan makalah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Fuad
Hasan. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah.
2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim Dosen IKIP.
1981. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Ahmadi, Abu,
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Cet. II, 2001, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sunarto, Kamanto. 2008. Pengantar
Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi,
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
PERTANYAAN
1. Karakteristik
apa saja yang akan muncul jika pendidikan berlangsung di sekolah sebagai
lembaga pendidikan?
2. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan formal, apa saja yang harus dilakukan oleh pendidikan non formal?
3. Langkah
apa yang harus ditempuh oleh lembaga pendidikan agar peserta didik mencapai
hasil yang optimal?
1. Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung
di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan
dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki.
2. Usia
anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan
program pendidikan yang harus diselesaikan.
4. Materi
atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya
penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang
akan datang.
0 comments :
Post a Comment